Yusuf Qardawi: Dari Penghafal Alquran, Lulusan Terbaik Al Azhar, Hingga Dipenjara Raja Mesir Farooq

Agama  
Yusuf Qardawi saat berkunjung ke Indonesia berbincang dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Yusuf Qardawi saat berkunjung ke Indonesia berbincang dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Yusuf Qardhawi,nama lengkapnya adalah Muhammad Y usuf Qardhawi,lahir di Desa Shafat Turab Mesir (Barat Mesir), pada tanggal 9 September 1926. Desa tersebut adalah tempat dimakamkannya salah seorang sahabat Rasulullah SAW, yaitu Abdullah bin Harist r.a. Yusuf Qardhawi

berasal dari keluarga taat beragama. Ketika berusia dua tahun, ayahnya meninggal dunia. Sebagai anak yatim dia diasuh pamannya, yaitu saudara ayahnya. Ia mendapat perhatian cukup besar dari pamannya sehingga ia menganggap pamannya itu orang tuanya sendiri. Seperti keluarganya, keluarga pamannya pun taat menjalankan perintah-perintah Allah. Sehingga ia terdidik dengan perhatian yang cukup baik dalam lingkungan yang taat beragama, Yusuf Qardhawi mulai serius menghafal al-quran sejah usia lima tahun.

Bersamaan itu ia juga disekolahkan di sekolah dasar yang bernaung dibawah lingkungan depertemen pendidikan dan pengajaran mesir untuk mempelajari ilmu umum seperti menghitung,sejarah,kesehatan dan ilmu-ilmu lainnya serta dibekali dengan berbagai ilmu pengetahun agama dan syariat Islam.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Berkata ketekunan dan kecerdasan Yusuf Qardhawi akhirnya berhasil menghafal Al-Quran 30 juz dalam usia 10 tahun. Bukan hanya itu, kefasikan dan kebenaran tajwid serta kemerduan qira’atnya menyebabkan ia sering disuruh menjadi imam masjid.

Prestasi akedemik Yusuf Qardhawi pun sangat menonjol sehingga ia meraih lulusan terbaik pada Fakultas Ushuluddin di Universitas al-Azhar Kairo Mesir pada tahun 1952/1953. Kemudian ia melanjutkan pendidikan kejurusan Khusus Bahasa Arab di al-Azhar selama 2 tahun. Disini ia pun mendapat ranking pertama dari 500 mahasiswa lainnya dengan memperoleh ijazah internasional dan sertifikat pengajaran

Pada tahun 1957, Yusuf Qardhawi meneruskan studinya di Lembaga Riset dan Penelitian masalah-masalah arab selama 3 tahun. Akhirnya ia menggondol diploma di bidang sastra dan bahasa. Seterusnya beliau menyambung usahanya pada peringkat pasca sarjana di Fakultas usuluddun dalam Jurusan Tafsir Hadits di Universitas al-Azhar Kairo Mesir.

Setelah tahun pertama di jurusan Tafsir Hadits, tidak seorang pun yang berhasil dalam ujian kecuali Yusuf Qardhawi. Selanjutnya ia mengajukan tesis dengan judul Fiqh Az-Zakah, ia mengajukan dan berhasil meraih gelar doktor. Pada tahun 1977, Yusuf Qardhawi ditempat sebagai Ketua Fakultas Syariah dan Studi Islam di Universitas Qatar dan menjadi dekan. Pada tahun yang sama beliau mendirikan Pusat Penyelidikan Sirah dan Sunnah.

Seiring dengan perkembangan akademiknya, Yusuf Qardhawi terhadap kondisi umat islam juga meningkat pesat. Berdirinya Negara Israel, cukup diperhatikan. Ditambah kondisi mesir pada saat itu yang semakin memburuk. Dalam kondisi tersebut, Yusuf Qardhawi sering mendengar pidato Imam Hasan al-Banna yang memukau dirinya dari segi penyampainya, kekuatan hujjah,keluasan cakrawala serta semangat yang membara. Tidak heran bila beliau pernah berkomentar antara lain “tokoh ulama paling banyak mempenga ruhi saya adalah Hasan-al-Banba. Pemimpin gerakan ikhwanul muslimin yang sering saya ikuti ceramah-ceramahnya. Perkenalan Yusuf Qardhawi dengan Hasan al-Banna Ikhwanul

Muslimin, berbagai aktivitas yang diikutinya,antaranya pengajian tafsir dan hadits serta ilmu-ilmu lainya seperti tarbiyah dan ibadah rukyah, olahraga, kepanduan, ekonomi, yayasan sosial, penyatuan anak yatim, pengajaran baca tulis pada masyarakat miskin dan persiapan jihad dengan Israel. Aktivitas Ikhwanul Muslim terlibat dalam perang melawan Israel pada tahun 1948 beliau masuk salah seorang diantaranya. Dan ketika banyak aktivitas Ikhwanul Muslimin ditangkap tanpa sebab, yang jelas Yusuf Qardhawi juga termasuk didalamnya. Itu semua tidak memudarkan semangat dah ghairah Yusuf Qardhawi dalam berbuat sesuatu untuk umat yang telah terbelenggu pemikiran jahiliyah. Sehingga keluar dari penjara beliua terus bekerja dan melanjutkan studinya yang terbengkalai kerena situasi mesir yang masih kritis.

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image