Kisah Pasar Tanjung Timur yang kini menjadi Pasar Rebo

Sejarah  

Bertransformasi

Tidak ada cerita bagaimana Pasar Tandjoeng Oost, atau Pasar Rebo, bertransformasi dari pasar menjadi permukiman. Sebagai pasar, Pasar Rebo dipastikan berkembang dari tahun ke tahun, dengan aktivitas niaga melebar ke tanah-tanah di sekelilingnya.

Pembentukan kampung, dengan pemukim dari luar tanah partikelir Tandjoeng Oost, diperkirakan terjadi sebelum VOC bangkrut di penghujung abad ke-18. Saat itu, College van Heemraden – atau dewan pengurus Ommelanden – cenderung tutup mata terhadap kedatangan orang-orang dari luar dan membentuk permukiman baru selama tidak menimbulkan masalah keamanan.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Pieter Joan Bangeman dan Adriaan Jubbels, mantan kepala pedagang VOC dan guru di rumah yatim piatu yang mengambil alih Tandjoeng Oost dari Keluarga Van den Velde, seolah tidak acuh dengan perkembangan pasar. Keduanya, seperti dinarasikan Dr I van de Wall dalam Oude Hollandsche Buitenplaatsen van Batavia, lebih suka sibuk membangun dua kandang besar untuk sapi-sapi, pabrik gula, dan menambah bangunan Groneveld Tandjoeng Oost.

Van de Wall juga tidak menyinggung sedikit pun bagaimana perkembangan Pasar Tandjoeng Oost ketika tanah partikelir berpindah dari satu ke lain tangan landheer sampai dekade kedua abad ke-20. Kisah Tandjoeng Oost, dengan rumah pedesaan mewah dan indah, hanya tentang orang-orang kaya dan terhormat yang datang dan pergi.

Perkembangan permukiman di sekitarnya, serta 400 budak di dalam tanah partikelir – yang kerap diperjual-belikan saat tanah partikelir berpindah tangan – mungkin hanya menjadi catatan properti yang tak terceritakan. Ketika administrasi Batavia mendata kembali kampung-kampung di Ommelanden, barulah Pasar Rebo masuk dalam daftar.

Bevolkingstatistiek van Java 1870 yang disusuk Peter Bleeker hanya menyebut pemukim Tandjoeng Oost. Disebutkan, Tandjoeng Oost membentang 19 pal, memiliki 30 kampung, dengan total penduduk 6.456, terdiri dari lima orang Eropa, 307 Tionghoa, dan lainnya pribumi.6

Sebagai permukiman, dan juga pasar, Pasar Rebo terus berkembang. Di masa dekolonisasi, ketika Belanda berupaya mencengkeram kembali tanah jajahannya, Pasar Rebo menjadi onderdistrik di bawah Distrik Kramat Jati, Residentie Ommelanden van Batavia yang berpusat di Depok berdasarkan Bestuurorganisatie Batavia en Ommelanden tahun 1949.

Usai Konferensi Meja Bundar (KMB) dan penyerakan kedaulatan, Pasar Rebo berubah menjadi kecamatan dengan luar wilaya mencapai Cipayung dan Ciracas. Pertimbangan pemerintah kota Jakarta saat itu adalah jumlah penduduk di wilayah sekelilingnya masih jarang. Saat itu Pasar Rebo adalah kecamatan gemuk dengan 18 kelurahan.

Lewat Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 1990, Pasar Rebo menjadi kecamatan yang membawahi lima kelurahan; Baru, Cijantung, Gedong, Kalisari, dan Pekayon.7

Catatan Kaki

1. Dr I van de Wall dalam Oude Hollandsche Buitenplaatsen van Batavia, Halaman 55

2. Lihat: https://books.google.co.id/books?id=P8ps1rDy1rsC&printsec=frontcover&dq=Andries+Teisseire%22&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwiNp9zQ8pPjAhXXK80KHfShDH0Q6AEIKjAA#v=onepage&q=slipi&f=false

3. Akhir Matua Harahap dalam Sejarah Jakarta (58): Sejarah Pasar Rebo dan Landhuis Tandjoeng Oost; Sejak Era VOC Jadi Pusat Perdagangan Jalur Oosternweg. http://poestahadepok.blogspot.com/2019/06/sejarah-jakarta-58-sejarah-pasar-rebo.html

4. https://www.nationaalarchief.nl/onderzoeken/kaartencollectie/NL-HaNA_4.MIKO_B2.2.6?searchKey=740171293c4a8918bf9eec1b0cb0bbb0

5. https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/6/6f/Garnizoens-Kaart_Batavia_en_omstreken_-_btv1b53121546p.jpg

6. Nieuwe Bijdragen tot der Kennis der Bevolkingstatistiek van Java, P. Bleeker

7. https://id.wikipedia.org/wiki/Pasar_Rebo,_Jakarta_Timur

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image