Sejarah Tentara Bayaran Muslim: Dari Dinasti Fatimiyah, Slavia, Hingga Legiun Hitler

Sejarah  

Kelompok tentara bayaran kedua adalah divisi yang anggotanya berasal dari Eropa Sakalaba atau yang kerap dipanggil dengan sebutan Bangsa Slav. Bangsa ini

memang saat itu bernasib sangat malang. Sebagai bangsa termiskin di Eropa Timur, mereka akhirnya harus menjadi budak untuk bertahan hidup. Bahkan, kata slav, yang berarti budak, awalnya merujuk kepada nama bangsa ini. Para penguasa Fatimiyah mendapatkan tenaga militer bangsa Slav dengan cara membeli daripasar budak yang berada di sekitar wilayah Italia.

Sebagi tentara bayaran kemampuan bertempur mereka jelas tak perlu diragukan lagi. Baik bangsa Slav maupun Zawila sudah lama dikenal sebagai bangsa yang jago bertempur. Kekuasaan Fatimiyah ini kemudian memanfaatkan kemampuan tempurnya untuk menaklukan berbagai wilayah, seperti Sisilia (948 M), Mesir (969 M), dan Sijilmasat serta Fez pada tahun 978 M. Mereka menyerbu tempat itu dengan dukungan kekuatan pasukan bayaran yang jumlahnya cukup besar, yakni mencapai 50 ribu hingga 100 ribu orang.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Namun, selain punya kemampuan tempur yang mumpuni, ternyata beberapa orang diantara para legiun bayaran itu ternyata banyak mempunyai kemampuan berpikir yang cukup memadai. Salah seorang diantaranya adalah Jauhar. Dia adalah mantan budak Romawi keturunan Yunani Sisilia.

Ketika menaklukan Mesir, seorang Khalifah Fatimiyah, memerintahkan Jauhar (orang barat memanggilnya Jawhar) membangun kota baru, yang diberi nama Kairo (kiniibukota Mesir moderen). Batu pertama pembangunan kota itu diletakan sendiri oleh Jauhar.

Wilayah Kekuasaan Kekhalifahan FatimiyahSelain itu, dia kemudian juga berinisiatif membangunan kota Kairo sebagai ibukota baru. Tujuan pendirian ibukota ini adalah untuk menampung administrasi pemerintahan sekaligus menjadikannya sebagai pusat markas militer. Jauhar juga kemudian mendirikan Masjid Al Azhar yang dimaksudkan pula sebagai pusat dakwah Kekhalifahan

Fatimiyah.

Sedangkan, sebagai puncak restasi dari legiun bayaran ini adalah ketika mereka berhasil menguasai pusat Dinasti Abbbasiyah, yakni kota Baghdad pada tahun 1058 M. Salah satu hasil rampasan perang yang sempat didapatkan sebagai tanda takluk dari penguasa Baghdad saat itu adalah sebuah jubah peninggalan Nabi Muhammad Saw.

Kemampuan tempur yang tinggi dari bangsa Slav itu masih bisa dijejaki hingga 900 tahun kemudian. Pada Perang Dunia I dan II, banyak bangsa Slav banyak terlibat dalam perang paling berdarah itu. Tapi berbeda tujuannya dengan dahulu, kini mereka ikut berperang bukan untuk mendapatkan bayaran semata.Mereka terlibat dalam pertempuran dengan tujuan meraih kemerdekaan.

Masa perang dunia II

Pada masa perang dunia II di pasukan Nazi Jerman, punya legiun Muslim. Para prajurit bayaran ini datang dari negara-negara berpenduduk Muslim. Bahkan mufti Palestina saat itu sangat antusias mendukung Hitler karena ingin memerdekaakan negaranya dari cengkeramanan sekutu dan kaum Yahudi ZIonis.

Hiltler pun bangga punya legiun Muslim itu. Dia beberapa kali bertemu dengan Mufi Palestina ituseraya memberikan oujian atas kemampuannya. Selain itu dia sangat terkesan degan Mufti Palestina karena melihat kecenderungan rasnya, yang Aria.

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image