Inilah Pengaruh Ottoman di Berbagai Kasultanan Nusantara (Bag 1)

Sejarah  

Apa buktinya bila Kasultanan Mataram membangun aliansi dengan Ottoman? Soal ini telah diakui langsung oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X saat pembukaan konggres umat Islam di Yogyakarta beberapa tahun silam. Sultan mengatakan pengaruh Turki di Kesultanan Demak terjejak pada sebuah bendera yang kini disebut ‘bendera pusaka’ Kiai Tunggul Wulung. Bendera yang selalu dikirapkan setiap terjadi wabah yang meluas ternyata berasal dari kain kiswah yang diberikan perwakilan atau gubernur Turki di Makkah alias Syarif Makkah kala awal pendirian Demak itu. Bendara Tunggu Wulung kini tersimpan dan menjadi pusaka Kraton Jogja.

Tindakan yang sama di masa kemudian dilakukan oleh Sultan Agung pada dekade kedua tahun 1600-an. Saat itu dia mengirimkan utusan dari Jogja ke Makkah untuk meminta restu penggunaan gelar Sultan mengantikan gelar raja ala Majapahit, yakni Susuhunan atau Sunan.

Sepulang dari Makkah selain mendapat izin memakai gelar Sunan (sekalgus mendapat legitimasi dan perlindungan dari Turki), Sultan Agung juga mendapat oleh-oleh, seperti air zamzam yang di tempatkan dalam sebuah wadah yang kemudian dilestarikan di pemakaman Raja-Raja Mataram di Imogiri yang disebut gentong Nyi dan Ki Enceh. Bahkan dalam babad tanah Jawa disebut bukit Imogiri itu berasal dari pasir yang ada di Makkah yang kala itu wilayah Ottoman.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Pada masa berikutnya, yakni semasa Perang Jawa (1825-1830), Pangeran Diponegoro secara nyata membuat susunan pasukannya ala egiun Ottoman. Ini mulai dalam bidang pangkat, sebutan untuk kelompok pasukan, hingga nama-nama kepangkatan. Nama panglimanya adalah Pasya yang dalam lidah Jawa menjadi Basyah. Nama ini disematkan kepada panglima pasukannya yang jenius dan berusia sangat muda: Sentot Ali Basyah Prawirodirjo.

Sejarawan Onggris Peter Carey mencatat: meski belum ada bukti spesifik bahwa Ottoman memberikan bantuan langsung kepada Pangeran Diponegoro, namun di rumah sang pangeran yang megah dan luas di Tegalrejo kerap menginap berbagai orang dari Arab/Makkah. Dan Makkah atau Arab kala itu berada di bawah kekuasaan Ottoman.

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image