Ada Kebohongan Sejarah 20 Mei Sebagai Hari Kebangkitan Nasional!

Sejarah  

Setelah selesai sekolah dokternya di Batavia, Sutomo mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikannya di Belanda tahun 1919 – 1923. Setelah kembali ke Nederlands Indië, dia tidak bergabung kembali dengan Budi Utomo, melainkan mendirikan Indonesische Studie Club (Perkumpulan Studi Indonesia) di Surabaya. Tahun 1930 Indonesische Studie Club menjadi Partai Bangsa Indonesia.

Tahun 1917, seorang tokoh Budi utomo, Raden Mas Sutatmo Suriokusumo, memprakarsai berdirinya organisasi yang dinamakan Comite voor het Javaansche Nationalisme (Komite untuk Nasionalisme Jawa), yang tujuannya adalah membangkitkan kembali kebudayaan dan kejayaan Jawa seperti di zaman Majapahit. Tokoh di balik gerakan ini dan sekaligus penyandang dananya adalah Pangeran Prangwedana dari Mangkunegaran Surakarta. Sutatmo sendiri berasal dari keluarga pura Pakualaman Surakarta.

Sumber informasi Sutatmo mengenai Majapahit berasal dari tulisan-tulisan orang-orang Belanda. Gagasan ini ditentang oleh Cipto Mangunkusumo, yang telah kembali dari pengasingan di Belanda. Cipto sendiri, seorang keturunan bangsawan Jawa yang menentang feodalisme.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Tokoh-tokoh penggagas nasionalisme Jawa menginginkan adanya pemerintahan yang dipimpin oleh para bangsawan Jawa. Tahun 1918 organisasi ini menerbitkan majalah bulanan yang diberi nama Wederopbouw (Membangun Kembali). Di awal tahun 1920-an, gagasan untuk membentuk bangsa dan negara bangsa (nation state) yang akan dinamakan Indonesia yang multi-etnis serta multi agama mulai dikenal serta dibahas di kalangan pribumi yang terpelajar, termasuk etnis Jawa dan Madura.

Hal ini berpengaruh besar terhadap dukungan untuk gagasan Sutatmo dan Pangeran Pringwedana, yaitu mengembangkan nasionalisme Jawa. Karena kurangnya dukungan dan berkembangnya gagasan untuk membentuk bangsa Indonesia dan mendirikan negara bangsa Indonesia, akhirnya tahun 1923 Comite voor het Javaansche Nationalisme dibubarkan.

Demikian juga dengan Budi Utomo sendiri, yang pergerakannya semakin lambat. Hal ini disebabkan karena Budi Utomo lebih mengutamakan pendidikan para priyayi golongan tinggi dari pada pendidikan untuk masyarakat luas, dan kecenderungan untuk kepentingan pemerintah kolonial, tahun 1935 Budi Utomo dibubarkan.

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image