Budaya

Peyorasi Haji yang Cari Tuyul di Makkah oleh Pemerintah Kolonial Belanda


Alhasil, bila kemudian di Jawa dahulu ada pameo peyoratif terhadap Islam dan para haji yang disebutnya tengah mencari tuyul dengan pergi ke Makkah, juga tak usah heran. Apalagi, ada sebuah penelitian yang mengatakan bahwa soal tuyul yang katanya bisa mencuri uang, mulai marak di Jawa sekitar tahun 1930 bersamaan dengan dengan semakin masifnya penggunaan uang kertas pada masa ‘Krisis Ekonomi Besar’ (Great Meleise) 1930 yang oleh orang Jawa disebut sebagai zaman meleset itu.

Selain itu, bila hari-hari ini masih ada tokoh yang sibuk "nyinyir" kepada busana kerudung yang katanya kalah indah dengan kebaya berkonde, pun tak perlu pura heran atau panik. Bagi orang yang tahu, jawabanya sepele saja: Coba pahami saja dia dari kelas priyayi mana keluarganya berasal.

Jadi, semua itu cerita lama yang terus berulang seperti pita kaset lagu lama yang rusak. Anggap saja itu lucuan dan kenaifan. Sebab, nyatanya peneliti asing yang sangat legitimate seperti MC Ricklefs telah menulis bila kini Jawa sudah semakin Islam dan tak ada lagi kemungkinan untuk balik lagi ke suasana zaman sebelumnya.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca