Kisah dari Sota, Perbatasan Papua: Lagu Rumah Semut, Ada Pelangi di Matamu?
Malamnya hari hujan turun dengan lebat. Tapi berbeda dengan suasa dingin yang ada di luar, rumah Katu kini terasa hangat. Lampu rumah berpendaran. Seisi rumah saling bercerita.‘’Om Kelly kini kerja di Mimika. Katanya ikut kerja di tambang,’’ kata Ibu Katu.
Dia kemudian bercerita panjang lebar tentang adiknya. Katanya, Kelly kini sudah punya rumah dan sepetak tanah.
‘’Kelly itu orangnya rajin dan hemat. Anak itu berbakat kaya. Dia dulu pengin jadi pendeta. Yang pasti dia beda dengan sebagian orang asli Papua, yang ketika banyak uang tidur di pinggir jalan, sedangkan ketika uang tak ada malah tidur di rumah,’’ kata Mama Katu.
Diken mengangguk bahagia. Dia tak menyangka adiknya itu sudah bisa mandiri.’’Sebentar lagi dia juga akan menikah,’’ tukas Mama Katu lagi.
‘’Sama siapa,’’ tanya Diken.‘’Dengan orang Jawa,’’ jawabnya.
Diken terhenyak sejenak. Tapi dia kemudian tertawa kecil. Setelah itu dia berseloroh,’’ Pasti Kelly kawin dengan orang Solo.’’
Diken berkata begitu sembari memandang ke arah Katu.‘’Tapi Jawa bukan hanya Solo Om.’’‘
’Lalu Jawa yang mana Apa yang dekat Jayapura itu..’’
‘’Ah tak tak tahulah Yang jelas Jawa itu itu luas Dan yang jelas Indonesia.,’’ tukas Katu sembari merentang tangan mungilnya. Dia kemudian bercerita mengenai pelajaran yang di dapat dari gurunya.
Katanya, Indonesia itu dari Sabang yang ada di ujung barat, dan Meraueke yang ada di ujung timur.‘’Pokoknya lebih luas dari Jawa..Lebiih luas dan jauuh dari Jayapura,’’ kata Katu.
Katu tak bisa menerangkan apa yang dimaksud jauh. Yang penting gadis kecil itu kini mengaku pekan depan dia diminta sekolahnya menyanyi di tugu perbatasan Sota.
Katu mengaku, nanti ada menteri yang akan datang ke sana. Dia juga menerangkan bahwa dia sudah hapal lagu itu.
‘’Lagunya Indonesia Raya,’’ terang Katu.
‘’Oh begitu,’’ tukas Diken pendek. Dia kemudian tersenyum dan bangga terhadap keponakannya.
Apalagi setelah Mamanya Katu bercerita bahwa masih jarang anak sekolah di kampungnya bisa hapal lagu seluruh lagu itu. Yang dihapal beberapa kalimat di ujung bait itu saja yakni: Merdeka..Merdeka...!‘’
Anak kampung itu lebih suka lagu Ada Pelangi di Matamu. Katanya itu lagu Pak Presiden,’’ ujar Mama Katu.
Bersamaan dengan itu Katu pun mulai menyenandungkan lagu yang akan dinyanyikannya di depan pejabat negara. Diken, Mama Katu, dan Papa Katu, merasa haru dengan kepandaiannya.
Tak terasa malam semakin larut. Semuanya bersiap tidur dengan iringan derai hujan dan senandung: Indonesia Raya.