Keseruan Debat Capres di Panggung Tanpa Podium

Politik  

Sayangnya, Prabowo keteteran dan gagal memahami poin yang disampaikan Anies. Pijakannya masih kembali pada aspek normatif. Menurutnya, jika demokrasi kita mengalami dekadensi, maka Anies yang berkompetisi untuk menjadi Gubernur DKI Jakarta pada 2017 lalu, tak akan terpilih. “Kalau demokrasi kita tidak berjalan, tidak mungkin Anda (Anies) jadi Gubernur. Kalau Jokowi diktator, Anda tidak mungkin menjadi Gubernur,” demikian Prabowo.

Prabowo melihat demokrasi sebagai norma dan prosedur semata yang dijalankan melalui Pemilu. Ia belum melihat secara lebih dalam bahwa demokrasi adalah menjalankan kedaulatan rakyat yang diatur melalui konstitusi sebagaimana diajukan Anies.

Di situ, kebebasan berkumpul dan berpendapat dijamin tanpa intimidasi dan ketakutan. Dan tak hanya itu, keberadaan oposisi yang kuat juga sangat penting dalam perkembangan demokrasi karena adanya check and balances memungkinkan penguasa untuk membuka partisipasi publik dalam semua kebijakannya. Bagi Anies, menjadi oposisi tak kalah terhormat daripada penguasa karena keduanya sama-sama menjalankan kedaulatan dan mandat rakyat.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Penyelenggaraan Pemilu yang jurdil adalah aspek penting lain yang menjadi proposal Anies. Akan tetapi saat ini, proses Pemilu sudah cacat sejak permulalan, utamanya melalui putusan MK yang penuh “kontroversi” yang hendak meloloskan Cawapres nomor urut 2. Tak pelak lagi, sampai saat ini, legitimasinya selalu dipertanyakan oleh publik.

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image