Tabayun Goethe, Hafez, Iqbal: Menghapus Trauma Sosok Saladin dan Islamophobia di Peradaban Eropa
Oleh: Jaya Suprana, Budayawan, Pelopor Rekor MUI dan Aktivis Perdamaian.
Di TAMAN Beethovenplatz Kota Weimar, Jerman terdapat sebuah monumen berbentuk dua kursi saling berhadapan melukiskan pertemuan batin antara dua tokoh maha pemikir.
Maha pemikiran maha sastrawan dari Iran bernama Hafez berjumpa dengan maha pemikiran maha sastrawan dari Jerman bernama Johann Wolfgang von Goethe yang kini namanya diabadikan sebagai nama lembaga kebudayaan Jerman, Goethe Institute.
Ḥāfeẓ , (lahir 1325/26, Shīrāz, Iran — meninggal 1389/90, di kota Shīrāz), salah satu penyair lirik terbaik Persia. l
Ḥāfeẓ menerima pendidikan agama klasik, memberi ceramah tentang Al-Qur'an dan mata pelajaran teologi lainnya ("Ḥāfeẓ" berarti orang yang hafal Al-Quran ), dan menulis komentar tentang agama klasik. Sebagai penyair istana, ia menikmati perlindungan dari beberapa penguasa Shiraz. .
Goethe mengagumi karya-karya Hafez yang diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman oleh Joseph von Hammer.
Kemudian Goethe menulis syair-syair menghormati Islam yang dihimpun ke dalam sebuah buku berjudul West-Oestlicher Divan (Divan Barat-Timur) yang terdiri dari 12 bab.
Tanpa sadar semula saya menghayati mahakarya Gothe melalui karya-karya musikalisasi oleh Franz Schubert, Robert Schumann, Felix Mendelssohn Bartholdy, Hugo Wolf, Richard Strauss, Arnold Schonberg, Othmar Schoeck terhadap puisi- puisi yang tergabung di dalam West-Oestlicher Divan mahakarya Goethe.
Melalui jalur sastra Dipan Barat-Timur Goethe memengaruhi puisi-puisi Islamiah karya Friedrich Rückert, Christian Morgenstern, dan Walter Benjamin.