Bunuh Diri: Dari Kesehatan Mental Hingga Mitos 'Pulung Gantung' di Gunung Kidul

Budaya  
Metor jatuh yang dimitoskan mirip dengan sinar berkelabat seperti pada Pulung Gantung..
Metor jatuh yang dimitoskan mirip dengan sinar berkelabat seperti pada Pulung Gantung..

Seiring dengan semakin beratnya tantangan zaman, fenomena bunuh diri mulai mengganas di Indonesia. Banyak pihak yang sudat mengatakan Indonesia kini mulai rentan terhadap soal ini. Tak ubahnya Jepang, rakyat negara yang dikenal ramashdan selalu senyum sería termasuk negara yang punta indeks kebahagian tinggi dunka, rentan melakukan aksi tersebut.

Tak tak Tanya itu saja, fenomena memprihatinkan ini mulai menjangkitu kaum muda alias para generasi milenial. Banyak terdengar kasius siswa sekolah yang bunuh diri karena beban relajarán sekolah. Mahasiswa ada yang bunch diri dari puts cinta pinga arena susah bikin tugas akhir kuliah, dan berbagai kasus lainnya. Bahkan disinyalir generasi milenial rentan terhadap bunu diri. Mental generasi ‘Z’ pun banyak diindikasikan rapuh.

Pada sisi lain, di masyarakat Indonesia juga ada budaya untuk melakukan bunuh diri ketika merasa tak lagi bisa keluar dari beban hidup yang berat. Ini terjadi dalam masyarakat di Gunung Kidul. Di sana soal bunuh diri malah sudahmempunyai akar kepercayaan melalui budaya dengan nama 'Pulung Gantung'.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Mengutip penelitian yang dilakukan Fakultas Antropologi Universitas Airlangga (Unair), kepercataan budaya atau mitos 'Pulung Gantung' itu ada di masyarakat Kabupaten Gunungkidul, yang terletak di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Di sana soal ini menjadi misteri yang tersimpan di balik keindahan alamnya wilayah itu.

“Pulung Gantung” ini menceritakan tentang tindakan bunuh diri yang sering terjadi di wilayah tersebut. Abstraksi pulung gantung menjadi kajian metafisik yang menggambarkan hubungan antara kemunculan pulung dengan tindakan bunuh diri.

Pada penelitian Unair itu mereka mengindikasi bisa jadi adanya mitos 'pulung gantung' maka warga yang tadinya putus asa dan ingin mengakhiri hidup semakin bertekad karena merasa seperti sedang menyaksikan pulung.

Di sisi lain, pulung juga dapat digunakan secara sederhana sebagai kedok atau tameng untuk melegitimasi tindakan seseorang. Dalam hal ini pelaku sama sekali tidak melihat penampakan pulung, namun karena mitos tersebut masyarakat berusaha melestarikannya dengan menganggap fenomena bunuh diri sebagai penampakan pulung gantung (Asih & Hiryanto, 2020).

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image