Oh Venesia, dari Air Kanalnya yang berbau, Seruan Ya Habibie, Hingga Nyogok Dapatkan Parkir!

Budaya  
Venezia. Italia.
Venezia. Italia.

Hampir semua orang yang suka melancong, tahu apa itu Venesia. Sebuah kota pelabuhan di Italia bagian selatan. Lokasi wisata ini terdiri dari bangunan-bangunan tua dari abad 11 M yang berdiri di tepian kiri dan kanan kanal.

Kalau ingin menikmatinya maka kita bisa menggunakan perahu kecil berdayung. Seingat saya biaya sewa perahu sekitar 150 dolar US sekali putaran, yakni sekitar 45 menit.

Lokasi wisata ini menjadi destinasi utama dunia. Puluhan film berlatar belakang kanal dan gedung di pelabuhan Venesia sudah dibuat dari dahulu. Memamg pemandangannya romantis, bahkan sangat cocok untuk acara pernikahan. Bayangkan betapa indahnya bila sepasang pengantin dengan pakaian pernikahannya menaiki perahu menyusur kanal-kanal tua di sana. Jelas amboy sekali bukan?

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Tapi kalau mau jujur saat ini lokasi tempat wisata itu sudah tak seideal yang dibayangkan. Yang paling nyata adalah ancaman banjir. Setiap tengah hari atau air laut pasang di sana selalu banjir. Ini karena permukaan tanahnya terus turun. Mau tidak mau intrusi air laut masuk menggenanginya.

Maka, jangan heran misalnya bila anda ke sana ketika lokasi air pasang, para turis mengangkat sepatunya karena air mengenangi lapangan yang ada di depan gereja tua San Marco hingga di atas mata kaki.

Turis pun urung akan dapat memasuki dan melihat ke dalam bangunan tua itu yang penuh dengan ornamen dan lukisan tua. Mereka hanya bisa di luar seperti ‘katak’ yang kedinginan. Padahal lapangan San Marco adalah lapangan utama yang bila malam gemerlap penuh dengan pesta dan hiburan.

Warga kota Venesia sendiri sudah mulai prihatin karena tempat wisata utamnya selalu banjir dan akan terus banjir digenagi air dari laut. Mereka pun sudah ramai-ramai berdemontrasi agar pemerintah Italia serius menanganinya.

Tuntutannya agak eksterem, batasi turis di san!. Jadi ini kan sama dengan Borobudur di Indonesia yang ingin diselamatkan karena terlalu ramai pengunjung yang naik ke puncak stupa yang ada dicandi itu.

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image