Agama

Belajar dari Cokro Aminoto di Rusuh SARA 1920 di Surabaya: Jangan Bermain Api dengan Penistaan Agama

Surabaya tahun 1920.
Surabaya tahun 1920.

Persoalan penistaan ajaran agama di Indonesia semenak dahulu itu sangat serius. Soal ini yang termasuk dalam isu sangat sensutif, SARA (suku, agama, ras, dan antar golongan), telah terbukti memicu kerusuhan. Kasus Arya Dwikarma misalnya harus segera diselesaikan. Tanpa itu baru itu akan meledak menjadi persoalan besar.

Di zaman kolonial pemerintah Hindia Belanda kala itu pun bertindak sangat tegas, bahkan keras ketika muncul soal ini.

Persoalan ini misalnya terjado pada tahun 1920-an tatkala meletus isu SARA di Surabaya. Waktu itu kalangan umat Islam membuat aksi besar-besaran memprotesnya. Kalau dipadankan mirip aksi 212 yang terjadi beberapa tahun silam.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Rusuh di Suraabayaa itu terjadi pada bulan Februari 1920. Keributan sudah berubah menjadi aksi kekerasa yakni berupa pembakaran tempat ibadah.

Golongan etnis tertentu jadi sasaran amuk massa. Untunglah saat itu 'Pak Tjokro' (HOS Tjokro Aminoto) sebagai pemimpin Islam turun tangan.

Tjokro pun berusaha keras untuk menentramkan suasana. Aparat keamanan pemerintah kolonial saat itu pun bertindak sangat tegas dengan menangkap banyak orang dan memasukannya ke bui.