Ketergantungan Pada Amerika Seriat Semakin Memprediksi Datangnya Kepunahan Negara Israel (2)
Oleh: Dr Al Chaidar Abdurrahman Puteh, Dosen Antropologi, Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, Aceh,
Bregman (2020) mendefinisikan self-fulfilling prophecy sebagai "fenomena di mana ekspektasi kita tentang orang lain mempengaruhi perilaku mereka" (Bregman, 2020: 17). Dengan kata lain, apa yang kita pikirkan tentang orang lain dapat mempengaruhi bagaimana mereka bertindak.
Makna dari self-fulfilling prophecy adalah bahwa kita dapat membentuk kenyataan sosial kita sendiri dengan cara kita memandang orang lain. Jika kita percaya bahwa orang lain baik, maka kita akan bersikap ramah dan kooperatif kepada mereka, dan mereka pun akan merespon dengan cara yang sama.
Sebaliknya, jika kita percaya bahwa orang lain jahat, maka kita akan bersikap curiga dan bermusuhan kepada mereka, dan mereka pun akan merespon dengan cara yang sama. Self-fulfilling prophecy dapat memiliki dampak positif atau negatif tergantung pada ekspektasi kita.
Oleh karena itu, Bregman (2020) menyarankan kita untuk "mengasumsikan hal-hal baik tentang orang lain" (Bregman, 2020: 18), karena dengan begitu kita dapat menciptakan lingkungan sosial yang lebih harmonis dan produktif.