Sejarah

Misteri Foto Pertempuran Landhuis Cengkareng: Pejuang Indonesia Ditodong Senjata Agar Gali Kubur Sen

Tentara Belanda menodongkan senapan kepada pejuang Indonesia yang tertangkap. Mereka diminta menggali tanah pakai cangkul. Diindikasikan mereka dipaksa menggali tanah untuk lubang kuburnya sendiri.
Tentara Belanda menodongkan senapan kepada pejuang Indonesia yang tertangkap. Mereka diminta menggali tanah pakai cangkul. Diindikasikan mereka dipaksa menggali tanah untuk lubang kuburnya sendiri.

Oleh: Teguh Setiawan, Jurnalis Senior dan Penulis Sejarah Betawi

Cerita ini terdapat dalam buku Koloniale Oorlog 1945-1949: Gewenst en Ongewenst Beeld, yang artinya Perang Kolonial 1945-1949: Citra yang Diinginkan dan Tidak Diinginkan.

Buku bercerita tentang pertempuran di sejumlah tempat di Indonesia, yang dilengkapi foto aksi tentara Belanda mengakhiri perlawanan. Khusus Perang Tjengkareng, ada dua foto (saya tampilkan semuanya), yang memperlihatkan akhir perlawanan Tentara Republik Indonesia (TRI) dan satu foto yang menurut tiga penulis buku; Louis Zweers, Erik Somers, dan Rene Kok, mengandung tanda tanya. Artinya, foto itu menyimpan misteri.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Kisah Perang di Landhuis Tjengkareng I pendek saja. Penulis memulai dengan pergerakan pasukan, tidak disebut kesatuannya, Belanda dan prajurit KNIL, dari Pesing ke Cengkareng pada 30 April 1946.

Setahu saya, serangan ke Cengkareng dilakukan pasukan Belanda dari Brigade U. Cengkareng saat itu dipertahankan Letkol Singgih, dibantu Pasukan Kepolisian Banten di bawah komando Kapten Ari Amangku.

Sejumlah peleton tentara Belanda dan KNIL menyusur Tangerangsche Weg, kini Jl Daan Mogot, dan mendekati Landhuis Tjengkareng I. Namun, gerakan tentara Belanda dan KNIL terhenti setelah satu tentara kulit putih tewas dimangsa proyektil penembak jitu, dan enam lainnya luka serius dan terkapar sulit dijangkau petugas kesehatan.