Musik

Ramadhan dan Dandanggulatlutur: Pesan Moral Keprihatinan Tentang Manusia Serakah

Main gamelan
Main gamelan

Oleh: Dr Rusdian Lubis, Dosen SBM ITB, Profesional Senior Bidang Pengelolaan SDA dan Lingkungan Hidup, dan Penulis Senior.

Perasaan saya beberapa hari ini dalam tembang macapat seperti Dandanggula tlutur. Metrum macapat yang melukiskan keprihatinan dan kesedihan namun sarat pesan moral.

Tembang ini tentang manusia serakah dan meninggalkan nilai nilai moral dan kemanusiaan.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Bait bait terakhir dalam palaran Ki Nartosabdo (mulai menit 4:00) seperti terlihat dalam video yang berada di bawah tulian ini:

"kang ginelar sekar sarwo manis, sung tulada mungguh ing manungsa, kang melik dudu darbeke, mung nggunggung hawa nafsu, tan weruh ala lan becik, nilar ing kamanungsan, nilar unggah ungguh, mesti nemu rubeda, nandang wirang, uripe datanpa aji, nista papa duhkita

(yang diuraikan tembang dandanggula ini, memberi peringatan tentang manusia yang serakah dan suka merebut hak orang lain, cuma mengikuti hawa nafsu, tak tahu membedakan baik dan buruk, meninggalkan nilai kemanusiaan dan moral, dia pasti akan menemui kesulitan, menanggung malu, hidupnya tak berharga, nista, papa dan menderita susah).

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image