Serangan Konser Musik di Moskow: ISIS-Khurosan Sebagai Teroris Proxy (bag 1).
Oleh: Dr Al Chaidar Abdurrahman Puteh, Pengamat Intelejen dan Dosen Departemen Antropologi, Universitas Malikussaleh
Pengakuan ISIS-Khurosan sebagai pelaku dalam serangan teror di Moskow 23 Maret 2024 telah memunculkan banyak analisis tentang kelompok teroris yang sering beroperasi sebagai proxy. Dalam kasus ini 60 orang tewas dan lebih dari 200 orang terluka. Para korban kala itu tengah meneonton pertunjukan musik.
Menangani kelompok proxy dalam konflik internasional memerlukan pendekatan yang komprehensif dan sering kali melibatkan kombinasi dari diplomasi, intelijen, dan kadang-kadang tindakan militer.
Langkah pertama biasanya adalah mengidentifikasi negara sponsor dan memahami tujuan serta motivasi mereka dalam mendukung kelompok proxy. Ini dapat dilakukan melalui pengumpulan intelijen dan analisis geopolitik.
Setelah itu, diplomasi menjadi alat penting, di mana negara-negara yang terlibat dalam konflik atau yang memiliki kepentingan di wilayah tersebut dapat bekerja sama untuk menegosiasikan solusi damai atau setidaknya mengurangi eskalasi konflik.
Peningkatan kontrol senjata dan pengawasan perdagangan internasional dapat membantu membatasi aliran sumber daya ke kelompok proxy, sehingga mengurangi kemampuan mereka untuk beroperasi.