Serangan Konser Musik di Moskow: ISIS-Khurosan Sebagai Teroris Proxy (bag 2).
Oleh: Dr Al Chaidar Abdurrahman Puteh, Pengamat Intelejen dan Dosen Departemen Antropologi, Universitas Malikussaleh.
Proxy warfare adalah fenomena di mana negara menggunakan pihak ketiga untuk melaksanakan konflik tanpa terlibat secara langsung, sehingga mengurangi risiko dan biaya politik.
Dalam konteks ISIS-Khurasan, kelompok ini dapat dianggap sebagai proxy bagi negara-negara yang ingin memperluas pengaruh mereka di Afghanistan dan wilayah sekitarnya tanpa terlibat secara terbuka dalam konflik.
Baca juga: Serangan Konser Musik di Moskow: ISIS-Khurosan Sebagai Teroris Proxy (bag 1).
Jalalzai (2020) menyoroti bagaimana ISIS-Khurasan mungkin digunakan oleh negara-negara tertentu untuk mempromosikan agenda mereka melawan Rusia dan Asia Tengah, menciptakan apa yang disebut "jihad nuklir".
Tarzi (2018) menguraikan bagaimana kehadiran ISIS-Khurasan di wilayah tersebut menimbulkan tantangan baru bagi keamanan regional, sementara Khan dan Siddiqua (2018) membahas implikasi kelompok tersebut bagi keamanan Pakistan.