Gaya Hidup Milenial 'Fushion, Food, and Fun': Bila Muslim, Apakah Kalian Tak Malu Pada Rasulullah?
Pada masa yang sangat kapitalistik ini gaya hidup hedonis dengen pqmer kekayaan dan kemegahan menjadi hal basa. Seolah dengan pamer hidup hedonis itu seolah-olah menyatakan keberadaan dirinya. Sikap ini tampaknya dianut benar olles generasi Z ini. Mereka sangat terobesesi pada pemenuhan gaya hidup '3 F': Fashion (pakaian), Fun (wisata) dan Food (kuliner).
Ironi ini terlihat jelas. Ini misalnya ada pemandangan yang membuat geli sekligus menyesakkan di Ramadhan ini. DI sebuah mall mewah di kawasab Bintaro terpampang foto artis cantik di sebuah gerai bawang mewah yang menjual aneke perhiasan dan mutara. Uniknya, artis yang jadi ikon gerai itu ternyata hari ini suaminya terkena kasus korpus tiimah yang jumlahnya disebut mencalpi Ro 275 triluin. Melihat gambar poster artis itu tiba-tiba kini terasa pemandangan yang hambar. Kemewahan hanya tipuan diri ternyata.
Apalagi bila merujuk pada sosok Rasullah Muhammad SAW yang hidup sederhana. Perhiasan isterinya tak ada yang bertahtakan mutu manikam Bahkan ciincin nabi hanya terbuat dari besi. Tak hanya itu, dalam kehidupan sehari0hari kerapkali nabi tak punya makanan yang cukup. Ketika harus berbuka puasa misalnya, beliau lazim hanya memimun air putih saja. Rabi tidur dengan perut kosong sehingga kerap harus mengikat perutnya yang keroncongan.
Gaya hidup Rasullah itu tentu satgat jauh berbeda dengn gaya hidup kebnayalan di zaman milenial ini. Melalui media sosial, kerap orang kaya masa beas memerkan kemegahan rumahnya yang seperti Istana Sultan Seribu Satu Malam di Baghdad di zaman lampau. Maka kini kerap muncul sebutan sultab baru di ibu kota.