Politik

Mengapa Iran Percaya Diri Menyerang Israel?

Seorang petugas polisi dan warga memeriksa sisa-sisa pendorong roket yang, menurut otoritas Israel, melukai parah seorang gadis berusia 7 tahun, setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, dekat Arad, Israel, pada 14 April 2024. Foto : Reuters
Seorang petugas polisi dan warga memeriksa sisa-sisa pendorong roket yang, menurut otoritas Israel, melukai parah seorang gadis berusia 7 tahun, setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, dekat Arad, Israel, pada 14 April 2024. Foto : Reuters

Oleh Affan Ramli, Pengajar Pedagogi Kritis dan Alumnus IIUM

Iran bikin kaget. Setelah gedung konsulatnya di Damaskus dibom Israel pada 1 April, akhirnya Iran menepati janjinya menyerang Israel dengan 300 rudal dan drone sebagai balasan. Para pengamat mengira, keputusan ini terlalu berani. Mengapa Iran bisa percaya diri seperti itu?

Pertanyaan ini wajar, jika dibandingkan dengan ketakutan negara-negara Timur Tengah lainnya berhadapan dengan Israel. Negara-negara Arab telah mengalami kekalahan beruntun berperang dengan Israel pada tahun 1948, 1956, 1967, dan 1973. Sejak kekalahan-kekalahan itu, negara-negara Arab mempercayai superiotas Israel dan minder pada kekuatan mereka sendiri.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Itu sebabnya, beberapa negara Arab tetangga Palestina, seperti Mesir dan Yordania memilih Israel sebagai negara sahabat. Belakangan, Israel berhasil memperluas persahabatannya dengan Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Maroko, dan Sudan. Arab Saudi sendiri tadinya sudah mempersiapkan diri menjalin normalisasi hubungan dengan rezim zionis itu. Menjadi tertunda setelah Israel melakukan genosida di Gaza sejak Oktober tahun lalu.