Sejarah

Panjat Pinang: Diciptakan Belgia, Dimodifikasi Prancis, Dibawa Daendels ke Hindia Belanda (bag 2)

Kemeriahan Panjat Pinang di Hindia Belanda di masa lalu.
Kemeriahan Panjat Pinang di Hindia Belanda di masa lalu.

Panjat Pinang: Daendels Membawa Ke Hindia Belanda

Prancis, Spanyol, Inggris, Inggris dan Belanda, membawa permainan ini ke Asia dan Amerika Selatan. Di India, Inggris memperkenalkan panjat pinang ke orang-orang Tamil. Spanyol menggunakan panjat pinang untuk memeriahkan perayaan di Amerika Selatan.

Belum ditemukan catatan era VOC tentang panjat tiang atau panjat pinang. Arsip foto dan catatan tentang mastklimmen di Hindia Belanda berasal dari abad ke-19 dan 20, sedangkan ksistensi VOC berakhir di penghujung abad ke-18, tepatnya tahun 1799.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Jika mengacu pada fakta bahwa panjat pinang populer di sekujur Eropa era Napoleon, bukan tidak mungkin permainan ini masuk ke Hindia Belanda bersama kedatangan Herman Willem Daendels tahun 1807.

Saat itu Belanda jatuh ke tangan Prancis. Daendels datang ke Hindia-Belanda membawa mandat Napoleon Bonaparte. Artinya, Hindia Belanda secara de jure adalah jajahan Prancis.

Sebagai orang Belanda kepecayaan Napoleon, Daendels membawa semangat Revolusi Prancis ke tanah jajahan. Ia juga membawa budaya Prancis; memperkenalkan trotoir (trotoar - red), plafond (plafon - red) dan reservoir (reservoa - red).

Belum ditemukan catatan bagaimana panjat pinang atau panjat tiang digunakan untuk memeriahkan suatu acara atau festival di era Daendels. Belum juga ada artikel yang membahas panjat pinang di era Thomas Stanford Raflles.

Arsip foto, film, dan tulisan soal panjat pinang yang mewarnai sejumlah situs berasal dari abad ke-19 dan 20, ketika permainan ini digunakan dalam pesta rakyat untuk memperingati hari-hari penting dalam kalender Belanda, misal ulang tahun ratu atau raja, penobatan ratu atau raja, dan lainnya.

Pada perayaan itu, tuan tanah menggelar panjat pinang, dengan para buruh sebagai pesertanya. Di kota-kota besar, panjat pinang muncul di pesta rakyat di alun-alun kota, dengan pemanjatnya adalah pribumi.

Orang Belanda dan kulit putih hanya menjadi penonton. Mereka tak ingin berkotor-kotor dengan minyak dan sabun hanya untuk meraih hadiah di puncak batang pinang.