Kaki Lima, Dari Mana Kata Ini Berasal?

Politik  
Suasana kaki lima di kawasan Pasar Baru 1950-an.
Suasana kaki lima di kawasan Pasar Baru 1950-an.

Jarak antara batas sempadan bangunan toko dengan pinggir trotoar (sebelum jalanan) mesti lima yard. Yard satuan ukur yang digunakan Belanda yang terjemahnya kaki. Lima yard itu lima kaki tapi disebutnya kaki lima. Yang berdagang di tempat ini disebut pedagang kaki lima, atau K-5. Ada masanya tak dibenarkan orang berdagang di K-5.

Begitu juga naik trem masuk dan keluar harus lewat pintu.

Kemudian banyak orang tak hirau lagi dengan ketentuan lama. Pedagang berjualan di K-5. Naik trem masuk dan keluar bisa saja lewat jendela. Apalagi pas trem lagi penuh.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Tahun 1950-an kendaraan di Jakarta mulai ramai. Terutama becak. Becak berhias bulu ayam yang sudah jadi kemocéng. Kemocéng diikat dekat roda belakang, kadang2 di samping becak juga. Jok senderan dilukis. Biasanya alam pegunungan.

Tukang becak tarik atau enjot becaknya dengan tenang di jalur trem, akibatnya trem melambat. Seorang masinis trem jengkel. Sambil julurkan kepalanya lewat jendela ia tegur tukang becak yang mengemudi dengan anteng di depan trem.

Masinis: Hei becak, ga bisa minggir lu.

Tk becak: Gue sih bisa, lu yang kaga bisa.

Tentu saja trem tak bisa minggir, trem 'kan berjalan di atas jalur.

Karena sering terjadi kecelakaan Walikota Sudiro pada tahun 1958 hentikan operasi trem di Jakarta.

Sementara itu pedagang K-5 makin ramai baik di Kota, Pasar Baru, Senen, atau Mester. Di jaman Orde Lama, sebelum Gestapu/PKI, kadang-kadang ada razia K-5 tapi tak efektif, sepi untuk 1-2 jam saja setelah itu ramai lagi.

Mereka dagang rupa-rupa dan digelar di jalan, ada pakaian, ada mainan anak-anak, ada obat kumis, juga ada sisir anti patah.

Ali Sadikin Gubernur Jakarta yang dikenang orang. Ia berhasil menertibkan pedagang K-5 dengan solusi penampungan di tempat permanen.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image