Sepakbola dan Islam: Bagaimana Dunia Beradaptasi dengan Keyakinan Muslim
Tidak mudah mengikuti keyakinan mereka di platform publik, tetapi terbukti selama perayaan gol dan piala. Mohamed Salah diketahui meruncuk mencium tanah ke lantai lapangan setelah mencetak gol yang dikenal dengan sujud, Antonio Rudiger selalu memulai permainan sebelum kick-off dengan melakukan ritual yang dikenal dengan doa.
Musim lalu, Sadio Mane melangkah ke samping dari kerumuman kawakawannya selama perayaan Piala FA Liverpool untuk menghindari alkohol dituangkan padanya, pemain Muslim tidak memilikii botol alkohol di depan mereka selama konferensi pers di Euro 2020. Bahkan, Arnaut Danjuma disebutkan selama waktunya di Bournemouth, klub memberinya fasilitas musala di pangkalan pelatihan. Mereka menyediakan ruang bersih untuk menjalankan sholat hariannya.
Untuk konteksnya, umat Islam memang wajib melakukan sholat lima waktu sehari (sebelum matahari terbit, tengah hari, sore hari, matahari terbenam dan malam). Jadi bisa dibayangkan sebagian besar sholat ini jatuh selama jam pelatihan, terutama selama musim dingin.
Salah satu rukun Islam termasuk puasa selama bulan suci Ramadhan. Muslim tidak bisa minum atau makan dari matahari terbit hingga terbenam, dan karena Muslim mengikuti kalender lunar, bulan Islam bergerak 9-10 hari setiap tahun mendahului tahun yang disebut Masehi. Akibatnya, Ramadhan tidak 'ditentukan' oleh tanggal tertentu seperti hari raya keagamaan lainnya seperti Natal (25 Desember), misalnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, Ramadhan telah diamati selama puncak musim panas, jatuh selama turnamen internasional, tetapi karena kalender telah berubah, itu semakin mendekati musim sepak bola reguler.
Selama musim 2021/22, Ramadan tiba pada awal April dan berakhir pada awal Mei, sehingga berdampak pada pertandingan Liga Inggris, Piala FA. Ramadhan kali ini berda dalam babak sistem gugur Liga Champions.
Salah satu klub yang berkomitmen terhadap inklusi dan keberagaman adalah Liverpool FC. Sadio Mane menyebutkan pada bulan April bahwa berlatih dan bermain selama Ramadhan tidaklah mudah, terutama untuk kickoff siang hari.
Bersemangat untuk membuat hidup sedikit lebih mudah bagi rekan setimnya di Senegal. Kapten Jordan Henderson memulai pembicaraan dengan manajer Jurgen Klopp untuk mengganti jadwal latihan selama sebulan. Tujuannya untuk memungkinkan pemain yang berpuasa memanfaatkan saat mereka memiliki energi paling banyak.
Akibatnya, Klopp mengubah jadwal latihan menjadi sesi pagi dan tetap berkomitmen untuk mendapatkan yang terbaik dari para pemain Muslimnya, sambil mengizinkan mereka menjalankan agama mereka.