Ridwan Saidi: Legenda Politisi Pendorong Anak Muda

Sejarah  

Membukakan pintu untuk bergabung di PPP.

SETELAH usai Muktamar PPP 1994, Ridwan Saidi menelepon saya. Dengan nada sumringah, di ujung sana, Ridwan bertanya, apakah saya ada minat untuk masuk partai politik. Sebelum saya merespon, Ridwan menambahkann keterangan. "Ane tau, yang cocok buat Ente cuma PPP," katanya dilanjutkan ketawa terkekeh-kekehnya yang sangat khas.

Pertanyaan Ridwan saya balas dengan pertanyaan: "ibarat film di bioskop, pemutaran hampir selesai. Masak bioskop udah mau. bubar, saya disuruh masuk. Mau ngapain?"

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Seperti mengerti ke mana arah pembicaraan saya, Ridwan menukas: "Jangan Ente tolak dulu. Enaknya, besok kita ngobrol di Lebak bulus." Ketika itu Ridwan memang memimpin Lembaga Studi dan I formasi Pembangunan (LSUP) di Lebak bulus.

"Baik Bang."

Besoknya, pagi-pagi sekali saya sudah berada di kantor LSIP.

Seharian kami berdiskusi, akhirnya saya sepakat untuk bergabung dengan PPP sesuai saran Ridwan. "Tugas utama Ente, membantu senior kita, Buya Ismail Hasan Metareum menunaikan amanah sebagai Ketua umum DPP PPP," kata Ridwan ketika saya pamit di ujung senja hari itu.

Beberapa setelah pertemuan di Lebak Bulus, Ridwan Saidi kembali menelepon. "Lukman, Ente kan nggak cari-cari jabatan ye? Ditaroh di manapun Ente mau pan?."

Saya mengiyakan dua pertanyaan tersebut.

Sekarang begini, kata Ridwan sesudah hening beberapa saat. Politik itu tidak lepas dari klaim. Nah, sesudah ini, Enteb pergi ke DPR, temui Bachtiar Chamsyah. Dia bukan orang lain. Dia bekas Ketua HMI Bsdko Sumbagut. Ente bilang saja, "Saya diminta Bang Ridwan menemui Bang Tiar."

Saya belum tahu caranya masuk ke gedung DPR," ujar saya antara berkelakar dan serius.

""Tenang saja, pada waktunya ente bakal berkantor di DPR," ujar Ridwan. Saya tidak tahu apakah kalimat Ridwan yang terakhir itu penyemangat atau doa. Yang jelas, pada 1 Oktober 1986 saya dilantik menjadi anggota DPR/MPR dari Fraksi PPP.

Ketika beberapa hari kemudian tercantum nama Lukman Hakim (tanp "e") sebagai anggota Pusdiklat PPP PLP nomor urut terakhir, saya tidak yakin itu adalah saya, karena selain Ridwan Saidi dan Bachtiar Chamsyah tidak ada tokoh atau mantan tokoh PPP yang mengajak saya bergabung ke dalam partai berlambang Ka'bah itu.

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image