Perdagangan Wanita Dalam Sejarah Batavia. Kala Orang Cina Rindu Orang CIna

Sejarah  

Kabar ini sampai ke Hoge Regerings, atau pemerintah Agung VOC, dan Gubernur Jenderal Johannes Camphuys. Rupanya, sang gubernur jenderal ketularan demam ingin tahu perempuan dari Cina daratan. Ia memutuskan akan mengundang Wang Jie dan istri ke kantornya.

Pada hari yang dijadwalkan, sayang Leonard Blussee tidak menyebut tanggalnya, orang-orang Tionghoa dari sekujur Batavia -- bahkan ada yang datang jauh dari pedalaman Ommelanden -- berkumpul di dermaga Pelabuhan Sunda Kelapa. Mereka terdiri dari berbagai usia, tapi kebanyakan orang-orang tua, aki-aki mulai sepuh yang datang dengan tandu.

Wang Jie dan istri berdiri di depan junk yang hendak merapat ke dermaga. Semua orang yang menyambut berteriak, mengagumi istri Wang Jie yang cantik. Mereka tak henti menatap istri Wang Jie -- seorang wanita Tang Shan.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Di antara rombongan Wang Jie ada yang melihat peristiwa itu sebagai bisnis jangka panjang. Jika bisa membawa perempuan dari Cina daratan ke Batavia, pasti orang-orang Tionghoa Batavia yang kaya bersedia membeli dengan harga berapa pun.

Tahun-tahun berikut setelah kedatangan Wang Jie dan istri ke Batavia, ada upaya menyelundupkan perempuan Cina daratan ke Sunda Kelapa. Semua berakhir tragis, dengan penyelundup mati di tiang gantungan.

Situasi itu terjadi hingga 1710, tapi penulis Kai Ba Lidai Shiji tidak meyebut berapa orang dihukum mati karena berusaha menjalankan bisnis perdagangan wanita.

Penulis: Teguh Setiawan, Mantan Jurnalis Republika.

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image