Agama

Teringat Udara Hangat Suam Kuku, Gelegar Meriam dan Harum Roti Pitaljaka Sambut Ramadhan di Bosnia

Muskim Bosnia memadti masjid kuni peninggalan Ottoman sambut Ramadhan.
Muskim Bosnia memadti masjid kuni peninggalan Ottoman sambut Ramadhan.

Kehadiran bulan Ramadan di Bosnia khususnya dan Muslim Balkan umumnya, dikenang dan dikenal dengan hadirnya bau wewangian. Dalam literatur oral (lisan) yang bisa dirunut umurnya sudah ratusan tahun umurnya, ataupun dalam tradisi tertulis dan modern, dibicarakan apa yang disebut dengan wewangian Ramadhan itu. Kisah ini diturukan seoranh asal Bosnia, Edin Hadzalic dengan penuh haru biru.

Menurutnya, memang betul adanya pernyataan dari para alim ulama yang menyebut Ramadhan sebagai bulan suci, bulan rahmat, bulan puasa, dan lain lain. Namun yang paling disebarluaskan di Bosnia dan kawasan Balkan adalah soal Wewangian Ramadhan.

Roti ‘Ramazanija’ atau ‘Pitaljka’ yang wangi.Kalau dibilang bahwa kehadiran wangian khusus bulan Ramadan berasal dari jenis makanan yang disajikan pada waktu berbuka puasa, itu betul adanya. Namun, bukan hanya itu, udara pun yang harum dan beroma wangi dalam beda Ramadhan itu selalu berbeda dengan bulan-bulan lain.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Dan meluasnya aroma wangi ini ini adalah menjadi kesaksian berbagai orang. Bahkan mereka yang tidak berpuasa, bahkan tidak beragama Islam mengakuinya.

Sedangkan kalau aroma wangi udara berasal dari wangian makanan yang menjadi ciri khas Ramadhan Bosnia juga bisa saja. Di negara itu ada sejenis roti ‘Ramazanija’ atau ‘Pitaljka’ yang wangi. Roti tipis ini seperti roti ‘Nan’ asal India-Pakistan. Di atas roti ditaburi biji-bijian habbatussauda atau jintan hitam. Uniknya, roti yang wangi dan lezat ini dapat dibeli pada masa bulan Ramadhan saja!

Biasanya setiap hidangan untuk berbuka puasa pada masyarat Muslim di Balkan ada minuman ‘serbet’, sup dari benih kacang atau krim. Selain itu, ada hidangan utama dan desert untuk buka puasa. Sama seperti di Indonesia segala macam jenis khurma juga disajikan.

Tak hanya itu, iftar atau buka puasa, dalam tradisi di sebuah lingkungan masyarakat Bosnia — terutama masyarakatnya urban — akan dilakukan dengan bergiliran saling berpindah dari rumah ke rumah. Golongan masyarkat yang lebih mapan secara finansial lazimnya akan selalu membuat acara publik, berupa buka bersama untuk umum.

Pada acara buka bersama itu biasanya dihidangankan makanan yang lengkap dan mewah. Setelah makan akan disajikan kopi. Selesai bersantap, mereka akan berangkat ke masjid untuk shalat tarawih.

Dalam acara shalat pada malam bulan Ramadhan itu berbagai orang yang biasanya sepanjang tahun jarang ke masjid tiba-tiba akan rajin shalat tarawih berjamaah di masjid.

Nah, setelah shalat tarawih, di semua sudut kota akan segera penuh dengan keriuhan dengan para pemuda. Mereka berkumpul di semua kafe dan restoran. Tempat itu akan penuh sesak sampai larut malam. Suasananya akan gembira, penuh tawa dan canda.