Teringat Udara Hangat Suam Kuku, Gelegar Meriam dan Harum Roti Pitaljaka Sambut Ramadhan di Bosnia

Agama  

Hidangan buka puasa di masyarakat Muslim Bosnia

Sedangkan mengenai tanda buka puasa di Bosnia ada dua. Pertama, tradisi yang semenjak dahulu dijalankan bersama, yaitu tembakan dari meriam kayu. Yang kedua adalah menyala terangnya lampu pada menara mesjid. Lampu di menara itu akan menyala sepanjang malam sampai datangnya waktu imsak.

Menjelang datangnya waktu Shubuh, meriam juga akan berbunyi sebanyak dua kali. Bunyi gelegar meriam pada pagi-pagi itu akan menjadi pertanda datangnya waktu sahur dan waktu imsak.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Sampai hari ini, tradisi menyalakan meriam ini hanya terjadi di sebagian kota. Dan kota yang hingga sekarang masih punya tradisi membunyikan meriam pada waktu datangnya Maghrib dan Shubuh Ramadhan masih terjadi, seperti Sarajevo dan Travnik. Sedangkan untuk pemasangan lampu di menara masjid itu masih dijalankan di semua kota di Balkan.

Khusus untuk anak-anak yang belum sanggup puasa yang bisa memakan waktu sepanjang 16-17 jam seperti sekarang, yakni ketika bulan Ramadhan jatuh pada musim panas, saat siang hari sangat panjang, mereka tetap diminta berpuasa. Maka itu, puasa mereka diasuh dan diawasi oleh ibunya atau neneknya, seperti juga di Indonesia.

Pada malam-malam Ramadhan di Balkan dan Bosnia, semuanya memiliki keistimewaan tersediri. Namun, dalam tradisi Muslim Balkan yang paling meriah adalah pada peringatan Lailatul Qadr, yakni pada malam ke-27 Ramadhan. Pada pada malam itu, di semua masjid akan digelar acara bersama-sama membaca Alquran, berzikir, membaca maulid, dan menyanyikan nasyid.

Acara iftar atau buka bersama di BosniaSaya waktu kecil sempat menyaksikan pembicaraan kakek saya, Azem, dengan saudaranya, Ejup. Topik pembicaraannya adalah menjawab pertanyaan, mengapa bulan Ramadhan di Balkan mempunyai bau wangi yang berbeda dari semua bulan yang lain.

Saat itu, kakek saya yang sekarang sudah almarhum menjawab, “Wewangian Ramadhan beda karena selama bulan Ramadhan, Allah SWT mengunci para setan sehingga manusia dapat secara bebas merasakan wangian asli alam sekitarnya. Selain itu, semua pintu rahmat dibuka sehingga rahmat menyelimuti alam semesta ini.”

Dan saudara kakekku, Ejup, membenarkannya. Katanya, ”Betul, dan pada bulan inilah manusia dipacu dengan alam semesta untuk mengingat kembali masa azzali ketika bersumpah atas pertanyaan Tuhan: 'Bukankah Aku ini Tuhanmu?' Dan kami saat itu telah menjawab, 'Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi!'”.

Jadi itulah suasana dan tradisi Ramadhan di masyarakat Muslim yang tinggal di kawasan Balkan. Dan Ramadhan kali ini, yang jatuh di bulan Arpril, mengingatkan saya pada awal musim semi yang hangat denga udara yang suam-suam kuku.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image