Di Balik Sukses India Mencapai Bulan, Ada Satu Ilmuwan Muslim yang Berperan

Budaya  

Dua Pandangan

Meski berkawan, Sarabhai dan Bhabha adalah dua figur dengan pandangan berbeda dalam melihat sinar kosmik.

Bhabha tertarik pada sinar kosmik sebagai partikel atom. Sarabhai menggunakan sinar kosmik sebagai alat mempelajari luar angkasa.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Tahun 1945 Perang Dunia II berakhir, Sarabhai kembali ke Cambridge untuk menyerahkan tesis PhD. Dua tahun kemudian dia pulang ke India untuk mendirikan Laboratorium Penelitian Fisika (PRL) di Ahmedabad. Saat yang sama Sarabhai mulai berbicara kepada rekan-rekannya tentang program luar angkasa.

Tidak tertarik mengembangkan senjata, Sarabhai merasa perlu mengembangkan program roket untuk penelitian dan teknologi satelit untuk komunikasi.

Sebagai visioner, Sarabhai menganggap teknologi luar angkasa sebagai pintu gerbang prakiraan cuaca jangka panjang, dngan penerapannya di bidang pertanian, kehutanan, oseanografi, geologi, dan pencarian mineral, yang akan membantu India menjadi negara mandiri.

Bhabha tertarik mengembangkan senjata nuklir untuk pertahanan negara. Di Unit Penelitian Sinar Kosmik, Bhabha mulai mengerjakan teori pergerakan partikel titik, seraya secara mandiri melakukan penelitian senjata nuklir tahun 1944.

Menurut Bhabha, India harus mandiri di bidang energi dan mempertimbangkan nuklir untuk mencapai tujuan itu. Didanai industrialis JRD Tata, Bhabha mendirikan Tata Institute of Fundamental Research (TIFR) tahun 1945, yang memainkan peran penting dalam program luar angkasa India.

Ketika India merdeka tahun 1947, Bhabha menulis surat ke PM Jawaharlal Nehru untuk mendirikan cabang ilmu pengetahuan terpisah dengan energi atom. Tahun berikut Komisi Energi Atom India terbentuk, dan Bhabha menerima tanggung jawab sebagai pemimpinnya.

Semangat Bhabha dilengkapi dengan visi Nehru akan pentingnya lembaga-lembaga ilmu pengetahuan yang dapat memenuhi libido ilmiah bangsa yang baru lahir.

Nehru terkenal dengan kredo-nya, bahwa; Hanya ilmu pengetahuan yang dapat memecahkan masalah kelaparan dan kemiskinan, sanitasi, buta huruf, takhayul, dan mematikan tradisi membuang sumber daya melimpah dengan sia-sia.

Tahun 1954, Nehru membentuk Departemen Energi Atom (DAE) melalui perintah presiden. Selanjutnya, sesuai keputusan pemerintah 1 Maret 1958, Komisi Tenaga Atom berada di bawah Departemen Tenaga Atom.

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image