Analisis Peneliti Amerika Soal Mitos Demit dan Makhluk Halus di Jawa

Budaya  

Ada sejumlah punden semacam itu di daerah Mojokuto; di berbagai pohon yang sangat besar atau berbentuk aneh, di berbagai reruntuhan Hindu yang tersebar di sana-sini. Akan tetapi, yang paling terkenal, paling sering dipuja dan dianggap paling berkuasa, adalah makhluk halus yang tinggal di pusat kota Mojokuto, di pinggir alun-alun, namanya Mbah Buda, yang secara harfiah berarti “Kakek Buddha”, tetapi “Buddha” di sini tidak merujuk ke “Gautama”. Ia hanya menunjuk pada kenyataan bahwa tempat tinggalnya yang keramat ditandai dengan sebuah peninggalan Hindu-Buddha.

Tempat keramat itu, ditutup dengan pagar putih yang kuat, terletak di kaki sebuah pohon beringin yang lebat dan terdiri atas patung Ganesha—dewa kebijaksanaan agama Hindu yang berbentuk gajah—berukuran kecil dan setinggi kaki. Ada sebuah kisah tentang tempat itu. Dahulu kala, “pada zaman Buddha”, Sultan Solo, ibukota kerajaan Jawa Tengah, sedang berperang dengan raja Madura. Sultan Solo menang dan mengejar raja Madura yang melarikan diri, ke arah utara serta timur, ke tempat asal raja Madura.

Dalam perjalanannya, Semar dikatakan orang itu sempat singgah di Mojokuto, yang waktu itu masih berupa hutan dan terletak di antara kedua kerajaan itu, untuk memberi kesempatan istirahat kepada prajurit-prajuritnya. Dari kejadian itulah kota yang dalam buku ini disebut Mojokuto memperoleh namanya—nama sesungguhnya konon diambil dari bahasa Jawa Kuno yang berarti “tempat istirahat”-dan tempat keramat itu—karena raja meninggalkan patung Ganesha di situ untuk menandai tempat di bawah pohon beringin besar di mana ia beristirahat.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Namun, bagaimanapun asal-usulnya, yang jelas patung Ganesha itu sekarang dihuni oleh demit. Patung itu pernah dipindahkan ke Bragang, kurang lebih 24 kilometer jauhnya, tetapi menurut infiorman dalam penelitian Cliiford Geertz, benda itu kembali dengan kekuatannya sendiri.

Tak hanya itu, infornabn itu menceritakan bila pada sebuah kejadian lain, seorang kontrolir Belanda (pejabat Eropa paling bawah dalam birokrasi kolonial) yang ditugaskan di Mojokuto memukul patung Ganesha itu—tentu untuk menghina alat peribadatan para penyembah berhala. Tetapi, satu minggu kemudian dengan leher patah. Bukan hanya itu dalam jangka waktu satu tahun, semua keluarganya menyusul ke alam baka.

Mitos demit itulah yang terekam dalam penelitian sosiolog kondang Amerika Serikat Clifford Geertz. Unik bukan?

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image