Jalan Pena: Menulis Untuk Mengubah Hidup
BudayaOleh: Eka Budianta, penulis senior, mantan jurnalis dan penyiar BBC London, serta peraih berbagai penghargaan kepenulisan*
Kolom saya di majalah Trubus bertajuk Seputar Agribisnis. Pertama kali muncul pada bulan Nopember 2001. Jadi genap 22 tahun saya mengisinya secara rutin. Pada suatu hari saya ditelpon oleh seorang konglomerat. “Saya tertarik pada tulisan Anda tentang pelestarian burung,” katanya.
“Tolong akhir pekan depan ikut kami ke Pulau Seribu,” begitu pintanya. Tugas saya sederhana, menikmati akhir pekan di pulau kesayangannya. Ada tiga atau empat pulau sudah dibeli oleh konglomerat itu. Saya diantar dengan kapal pesiar, menginap di villa yang bagus, dan ditanya: Bagaimana cara meningkatkan populasi burung di pulaunya.
“Saya ingin, kalau membuka jendela di pagi hari, selalu melihat burung. Bisa berkicau atau sekadar lari-lari kian kemari.” Begitu pesannya. Tentu saya segera memutar otak. Beberapa usul saya siapkan. Pertama, bisa dibangun sebuah aviary yang besar. Kedua, bisa dilatih asisten rumah-tangga yang memasok makanan burung setiap hari.
Sejenak saya tergoda. Bagaimana kalau saya tinggal di pulau yang indah, dengan kapal pesiar yang mewah itu? Apakah populasi burung di Kepulauan Seribu bisa ditingkatkan? Berapa biayanya? Bagaimana caranya? Siapa yang akan membiayai, apa manfaatnya, dan 1001 pertanyaan lain bermunculan.