Mengusir Rohingya dari Serambi Mekkah: Masih adakah Ukhuwah Islamiyyah di Aceh?

Politik  

Anak-anak dan kaum perempuan pengungsi Rohingnya.
Anak-anak dan kaum perempuan pengungsi Rohingnya.

Salah satu nilai yang menginspirasi masyarakat Aceh untuk menerima pengungsi Rohingya adalah spirit Islam yang mengajarkan sikap kemanusiaan dan solidaritas terhadap sesama muslim yang tertindas.

Masyarakat Aceh, yang mayoritas beragama Islam, merasa terpanggil untuk menolong orang-orang Rohingya yang terusir dari Myanmar akibat kebiadaban rezim komunis yang sangat tidak berperikemanusiaan.

Selain itu, masyarakat Aceh juga memiliki tradisi adat yang menghormati tamu dan mengikat para nelayan untuk menolong siapapun yang kesusahan di laut.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Namun, penanganan pengungsi Rohingya memamng tidak cukup hanya dengan spirit hati dan nurani saja, tetapi juga membutuhkan koordinasi dan dukungan dari pemerintah pusat dan lembaga internasional, karena menyentuh banyak aspek, seperti regulasi, kewenangan, dan keuangan.

Lindra Darnela (2021) membahas bagaimana bantuan kemanusiaan untuk pengungsi Rohingya di Aceh dikomodifikasi oleh berbagai pihak, seperti LSM, media, dan pemerintah.

Penulis mengkritik praktik-praktik tersebut yang mengeksploitasi penderitaan Rohingya demi kepentingan politik dan ekonomi.

Darnella menyebutkan, "The commodification of aid for Rohingya refugees in Aceh has shown that humanitarianism is not merely a moral obligation but also a political and economic opportunity for various actors to gain benefits from the suffering of others (Komodifikasi bantuan bagi pengungsi Rohingya di Aceh telah menunjukkan bahwa paham kemanusiaan bukan sekedar kewajiban moral namun juga merupakan peluang politik dan ekonomi bagi berbagai aktor untuk mengambil manfaat dari penderitaan orang lain.." (Darnela 2021, 93).

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image