Ingat Semua Akan Mati: Jangan Rakus Dama Dunia, Kekuasaan Pasti Dipergilirkan

Agama  

Dengan demikian kematian sesungguhnya bukan finalitas, melainkan tahap menuju kualitas yang lebih transenden dan "abadi".

Maka berdasarkan hal tersebut diatas, semua yang ada di semesta ini. Mulai dari jasad renik, sel, vegetasi, hewan, manusia begitu memulai kehidupannya sudah divonis hukuman mati, yang eksekusinya kelak di masa depan yang tak bisa diperkirakan kapan terjadinya.

Semesta berproses dengan hukum itu, lahir, hidup, laku, mati, terus lahir lagi sebagai realitas dengan kualitas lebih tinggi. Nah dalam dinamika proses itu seringkali ada penyimpangan yang membuat proses kosmos dalam titik tertentu dianggap "khaos". Yaitu ketika tatanan hukum alam terganggu "ulah" individu makhluk yang membuat khaos semesta yang lebih luas.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Manusia sebagai pemegang peran yang mempertemukan makro dengan mikro kosmos melakukan keputusan dalam rangka menjaga keteraturan semesta.

Bakteri penyakit, hama, tumbuhan pengganggu, manusia jahat, secara individual, bisa dimatikan. Tapi tentu memutuskan kematian makhluk itu harus didasarkan alasan yang memadai dalam rangka menjaga kosmos, hanya mematikan individu yang merugikan dan bukan mematikan spesies, dan tentu demi keteraturan ekosistem kehidupan tetap terjaga.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image