Apakah Intersepsi Houthi di Laut Merah akan Memicu Perang Regional?
Hingga kini situasi laut Medeterania terus panas. Kemompok Houthi Yaman menyatakan menyerang sebuah kapal milik AS pada hari Senin lalu, atau sehari setelah menyerang kapal perusak angkatan laut AS di Laut Merah.
Semua itu menunjukkan bahwa kelompok tersebut tidak akan terhalang oleh serangan udara baru-baru ini di Yaman oleh Amerika Serikat dan Inggris.
Kelompok Houthi tidak hanya mengalami lonjakan popularitas di dalam negeri, namun mereka juga menemukan solidaritas di antara poros perlawanan kelompok-kelompok yang didukung Iran di wilayah tersebut. Mereka sudah marah dengan perang Israel di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 24.000 orang, sebagian besar adalah warga sipil.
Lingkaran eskalasi
Kelompok Houthi menguasai sebagian wilayah barat Yaman, termasuk Selat Bab al-Mandeb yang bernilai strategis, yang mengarah ke Laut Merah dan hingga Terusan Suez.
Mereka mengatakan mereka mencegat kapal-kapal tujuan Israel dan milik Israel yang melewati Bab al-Mandeb untuk menekan Israel agar menghentikan tembakan di Gaza atau setidaknya mengizinkan bantuan kemanusiaan yang cukup masuk.
Namun mereka kini tampaknya telah memperluas operasinya setelah menyerang kapal AS yang berlayar di Teluk Aden, yang setidaknya merupakan serangan kedua mereka terhadap kapal di perairan lepas pantai selatan Yaman.
Sejauh ini, intersepsi Houthi belum menimbulkan korban jiwa di Laut Merah. Namun hal itu bisa berubah jika terjadi serangan langsung terhadap tentara AS atau Inggris.
“Dalam skenario seperti itu, pembalasan di Yaman akan menggunakan pendekatan yang jauh lebih agresif,” kata al-Hamdani.
Dan hal ini dapat semakin mengobarkan ketegangan secara regional.