Suara Rakyat Suara Tuhan Versus Suara Rakyat Suara Iblis

Budaya  

Dari tafsir berdasar pengamatan subyektif saya terhadap perilaku para huruharawan Mei 1998 maupun dari makna yang tersirat pada “La rebeliao da massas” mahakarya Ortega Y Gasset atau “A tale of two cities” mahakarya Charles Dickens, dapat disimpulkan bahwa makna peribahasa vox populi, vox dei tidak selalu bersuasana positif sebagai yang umum diyakini.

Angkara murka yang nyata dilakukan massa pada masa Revolusi Perancis, Revolusi Bolshewik Rusia serta Revolusi Kebudayaan China maupun Tragedi G-30-S Indonesia juga tidak layak disebut sebagai vox populi, vox dei. Pada hakikatnya, apabila vox populi, vox dei dijabarkan secara konstitusional melalui jalur hukum, maka maknanya potensial konstruktif dan positif.

Namun jika diwujudkan dengan kekerasan atau kecurangan, maka vox populi, vox dei jelas rawan negatif, bahkan destruktif.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Berarti pada dasarnya, kualitas sifat vox populi, vox dei adalah kontekstual sehingga serta merta nisbi. Sepenuhnya kualitas senantiasa tergantung pada bagaimana pengejawantahannya, maka vox populi, vox dei rawan beralih wujud menjadi vox populi, vox diaboli alias suara rakyat, suara iblis.

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image