Deny JA: Mengapa Anies Baswedan Kalah?

Politik  

Sebaliknya, jika presiden Jokowi tidak populer, terpuruk, atau tidak disukai oleh publik luas, strategi makro calon presiden yang akan bertarung justru harus menarik jarak sejauh mungkin dari Jokowi. Calon presiden harus menjadi anti-tesa Jokowi.

Maka disusunlah strategi calon presiden dengan mengambil isu “Melanjutkan!” atau “Meneruskan!” jika Jokowi masih populer.

Sebaliknya, jika presiden sekarang tidak populer, maka yang kita angkat adalah isu “Perubahan” atau “Penyegaran,” “Anti-tesa!”

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Di sinilah kesalahan fatal dari tim Anies Baswedan, jika dilihat dari sisi probabilitas menang dan kalah dalam pilpres.

Meskipun sang calon presiden Anies Baswedan bekerja begitu keras, begitu hebat orasinya, dan programnya, tapi jika kerangka strategi makronya ditancapkan pada desain yang salah, maka ujung dari pilpres hanyalah kekalahan.

Ini yang terjadi pada tim Anies Baswedan. Mereka mengibarkan isu perubahan ketika presiden sekarang begitu populer.

Ibarat pondasi rumah, meskipun tim Anies sangat efektif menghias interiornya, sebaik mungkin dan detail mengecat rumah, dengan aksesori yang artistik, tapi karena fondasi rumahnya ada pada tanah yang salah, yang rapuh, maka rumah itu roboh juga.*

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image