Anomali Pemilu 1955: Dari Pengerahan Masa Miskin Ibu Kota, Perang Pidato, Hingga Musik Kampanye

Sejarah  

Dan benar, akibat kepiwaian Aidit PKI pada tajun 1955 mendapat sukses besar. Mereka bertenggar di papan atas partai di Indonesia. Posisinya berada di empat besar, di belakang partai PNI, Masyumi, dan Nandhlatul Ulama. Bahkan, pada pemilihan PKI mampu menggeser partai yang kala itu diisi kaum terdidik, Partai Sosialis Indonesia (PNI), pimpinan mentan perdana menteri Sutan Syahrir yang hanya mendapat suara dalam suara porsi kecil saja.

‘’Untuk Jakarta misalnya, PKI punya suara siginfikan. Suara mereka di dapat dari para kaum miskin kota yang menggelandang atau tinggal di Indonesia. Mereka dijadikan penduduk resmi Jakarta oleh para kader PKI. Saya tahu betul itu karena saya selaku warga Betawi yang tinggal di kawasan pejompongan Jakarta Pusat tahu persis tak ada warga Betawi yang memilih PKI. Mereka yang memilih partai itu warga tak beridentitas resmi yang datang dari luar Jakarta menjelang Pemilu diberi status sebagai penduduk Jakarta,’’ kata Ridwan.

Lalu apa anomali berikutnya di Pemilu 1955? Menurut Ridwan Saidi jawabnya ada dua, yakni anomaly yang positif dan yang negatif. Anomali yang positif misalnya meski pertarungan politik sangat keras rakyat tak terlalu terpancing dalam emosi yang menggila. Pidato para tokoh partai kala itu sangat keras menyerang partai yang lain.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Bahkan sewaktu berkampanye di Jawa Timur DN Aidit sempat akan dikeroyok dengan diturunkan secara paksa sekelompok masa yang tidak terima atas ujaran pidatonya.

Kala itu, ungkap Ridwan, Aidit berkampanye pada sebuah alun-alun di sebuah kota kabupaten di Jawa Timur. Di atas podium dia mengatakan kalau lebih Islami maka PKI lebih Islam dari partai Masyumi. Kontan saja para pendukung Masyumi yang juga menyaksikan kampanye itu menggeruduk Aidit yang lagi pidato.

‘’Hampir saja Aidit babak belur dipukuli oleh kader Partai Masyumi. Untung saja ada kader Masyumi yang menyelamatkan dia lalu membawana ke Surabaya.’’ Katanya.

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image