Akankah Artifical Intellegence Nantinya Gerus Peran Ulama, Pendeta dan Biksu?

Sastra  

Ketiga, ini yang lebih penting. Ulama, pendeta, dan biksu dapat bias pada mazhab tertentu. Mereka cenderung mengikuti cara pandang satu aliran saja. Sedangkan AI, dapat memberikan pandangan perbandingan, dari berbagai interpretasi. Ia dapat pula mencari sisi universal dan abadi dari satu doktrin agama.

Denny mencontohkan Jalaluddin Rumi seraya bertanya,”Mengapa Rumi begitu terkenal bahkan di Amerika Serikat, melampaui penyair barat sendiri. Padahal Rumi sudah wafat 800 tahun?”

Menurut Denny, hal itu terjadi karena Rumi mampu membawa pesan- pesan universal, melampaui sekat- sekat agama. “AI pun bisa diprogram demikian,” ujarnya meyakinkan.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Keempat, Ini hal yang penting juga. Yaitu, pada waktunya ulama, pendeta, dan biksu akan sakit dan mati seperti manusia lain. Tapi robot AI terus hidup karena ia bisa di-upgrade. Informasi yang dikuasainya bisa selalu ditambah dan di-update.

Empat hal ini, pelan tapi pasti, akan membuat AI lebih superior dari individu ulama, biksu dan pendeta manapun, soal keluasan dan kedalaman informasi agama.

“Tapi saya berpandangan, ulama, pendeta, dan biksu akan terus berperan. Hanya saja peran mereka tak lagi sedominan dulu,” kata konsultan politik yang rajin menulis puisi ini.

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image