Xenofobia dan Tantangan Dakwah Islam di Liga Premier Inggris (Bag 2)

Agama  
Pertandingan sepakbola dijeda sejenak untuk memberikan kesemparan pemain Muslim untuk berbuka puasa kala waktu Maghrib tiba.
Pertandingan sepakbola dijeda sejenak untuk memberikan kesemparan pemain Muslim untuk berbuka puasa kala waktu Maghrib tiba.

Perilaku xenofobia

Rimla Akhtar mengaku mengenal pendukung Liverpool yang harus menghadapi intimidasi anti-Muslim dari pendukung West Ham di Boleyn Ground ketika mereka sedang salat di bawah tangga pada babak pertama sebuah pertandingan.

Di Anfield, seorang ayah dan anak sedang bshalat di stadion dan seseorang mengambil foto mereka dan mempostingnya di Twitter, menyebutnya sebagai aib. Orang lain di situs tersebut malah mencap poster itu sebagai aib.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Akhtar yakin saat Mido bergabung dengan Middlesbrough, pasca 9/11, ketika nyanyian bom dan hal-hal lain yang berkaitan dengan pelecehan Islamofobia dimulai, orang-orang mulai menyadari bahwa ada pemain Muslim terkemuka di Liga Premier dan Liga Sepakbola.

“Newcastle punya nomor di sana di bawah Alan Pardew,” katanya. “Dan Sam Allardyce di Bolton. Pergerakan pemain Muslim yang masuk ke liga-liga papan atas ini membawa dampak positif. Namun, banyak dari mereka harus menghadapi pelecehan dari penggemar. Mengingat latar belakangnya, masalah geopolitik, sangat sulit bagi pemain Muslim untuk diterima kecuali mereka adalah pemain bintang,'' katanya.

Kini, jelasnya, bila ada seorang Muslim taat yang bekerja di Premier League, maka mereka seperti mulai melakukan perjalanan keliling negeri ke klub-klub. Tujuannya memberikan informasi tentang Ramadhan, puasa, dan bagaimana hal tersebut dapat berdampak pada pemain dari tim utama hingga akademi.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image