Senyum Gadis Berambut Blonde di Jembatan Mostar: Ingatan akan Negara yang Terpecah?

Politik  

Namun, entah mengapa dia sekali lagui menoleh kepada saya. Lagi-lagi dia melemparkan seulas senyum. Saya pun balas tersenyum. Setelah itu gadis itu balik kembakli sibu berteriak dan bersorak kembali ketika melihat si pelompat itu muncul ke permukaan air dan berenang ke pinggir sungai legendaris itu.

Dan, ketika menoleh ke arah pinggir sungai, tiba-tiba pandangan mata saya tertuju kepada sebuah batu bertuliskan: 'Dont Forget 1993.' Tulisan ini jelas mengingatkan peristiwa tragedi pembantaian Muslim Bosnia oleh tentara Serbia.

Jembatan ini sangat legendaris karena jembatan tua yang dibangun semasa Kekhalifahan Otoman. Jembatan ini unik sehingga menjadi pusat kunjungan turis. Lingkaran tapak jembatan ini terdiri dari undakan berjumlah 99 (mengacu 99 asma Allah). Adanya undakan ini dijadikan tempat tumpuan bagi kaki kuda ketika melintasi jembatan ini agar tidak terpeleset.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Nah, ketika sekarang teringat tulisan di atas batu di pinggir jembatan Mostar itu, tiba-tiba ingatan kembali melayang kepada berita bunuh dirinya Jendral Serbia Slobodan Praljak yang dulu memimpin penyerbuan ke Mostar. Di depan panel sidang pengadilan Internasional di Den Haag, jendral yang bergelar 'Monster Mostar' itu menanggak racun."Saya bukan pembunuh. Saya tidak terima!'' kata Jendral itu.

Tahun telah berlalu, namun, kini senyuman manis gadis pirang di jembatan lestari dalam ingatan. Begitu juga dengan prasati di jembatan Mostar dan teriakan jenderal yang disebut Monster dari Mostar itu terus mengusik pikiran saya.

Cerita pilu dari sebuah negara yang terpecah kebali berdentang-dentang di pikiran saya. Terus berdentang-dentang..!

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image