Sejarah

Surat Bung Karno Untuk Ratna Sari Dewi Pada Awal Oktober 65: Dari Pers Nekolim, Hingga Komunisphobi

Presiden Pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno dan Dewi Soekarno /Instagram.com/kartikasoekarnofoundation
Presiden Pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno dan Dewi Soekarno /Instagram.com/kartikasoekarnofoundation

Nggak sengaja menemukan sesuatu yang menarik dalam tulisan seorang analis politik dari Malaysia. Temuan itu adalah surat-surat Soekarno kepada Ratna Sari Dewi pada hari-hari terakhir sebelum kejatuhan orang nomor satu itu dari singasananya.

Surat-surat ini hanya sebagian. Masih ada beberapa lagi, yang mungkin bisa membawa kita ke situasi yang dihadapi Soekarno saat itu, dan bagaimana kerinduan sang pemimpin kepada Made In Japan. Sama seperti saya yang merindukan motor baru buatan Jepang.

Surat 1

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

2-10-'65

Dewiku tercinta,

Saya dalam keadaan baik dan sangat sibuk dengan konferensi bersama semua panglima militer untuk menyelesaikan konflik di kalangan militer. Jangan khawatir, sayang!

Sayang dan 1000 ciuman

Sukarno

----------------------------------

Surat ke-2

3-10-'65

Saya telah menerima dua pucuk suratmu. Saya gembira mengetahui, bahwa engkau juga mendengarkan pidatoku dan menilainya sebagai pidato yang baik. Anggota MBAD Pranoto agak lemah, tetapi dia adalah satu-satunya orang yang dapat bergaul dengan golongan kiri dan kanan.

Saya untuk sementara menugaskan dia menjadi penjabat pimpinan sehari-hari Angkatan Darat. Komando tertinggi berada di tangan saya sendiri dan bila keadaan menjadi tenang kembali, maka saya akan mengangkat panglima yang tetap. Saya belum mengetahui di mana Yani berada, atau apa yang sesungguhnya terjadi terhadap dirinya.

Begitu keadaan aman, saya akan kembali ke Jakarta. Berita-berita hari ini menunjukkan "belum". Saya selalu ingat padamu. Kau mengetahui betapa saya cinta padamu.