Surat Bung Karno Untuk Ratna Sari Dewi Pada Awal Oktober 65: Dari Pers Nekolim, Hingga Komunisphobi

Sejarah  

Surat ke 6

8-10-'65

Jangan salah mengerti. Saya tersenyum di sidang kabinet untuk menunjukkan pada dunia luar, bahwa tidak terjadi apa-apa dengan saya, gembira dan bahwa saya tetap menguasai keadaan (seperti

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

kau tahu pers Nekolim memberitakan, bahwa saya telah kalah atau hampir kalah). Dan juga untuk membangkitkan kepercayaan dan kekuatan dari rakyat saya.

Tahukah kau, bahwa jenderal-jenderal yang terbunuh telah saya nyatakan sebagai pahlawan revolusi dan saya naikkan pangkatnya setingkat.

Tahukah kau bahwa saya telah memutuskan secara tertulis untuk memakamkan Erma Suryani (puteri Nasution) di Taman Pahlawan.

Hanya keluarga Nasution sendiri yang memutuskan untuk memakamkannya di Kebayoran. Mengapa kau begitu marah pada saya?

Ini membuatku sedih dan putus asa. Kekasih tenanglah, Dewi manis tenanglah.

Jangan membuat saya putus asa.

- pers Nekolim, istilah yang waktu itu dipakai untuk menyebut pers kaum neokolonialis serta imperialis.

- jenderal A.H. Nasution ketika itu menteri pertahanan.

---------------------------------------------

Surat ke 7

9-10-'65

Pertama-tama saya mengabarkan, bahwa hari Minggu ini saya tidak dapat datang ke Jakarta, karena sore ini saya akan membicarakan sesuatu dengan staf Siliwangi di Bogor dan yang tidak dapat diadakan di Jakarta. Rapat dengan staf Siliwangi ini harus dilakukan dengan rahasia di Bogor.

Dan kalau diselenggarakan di Jakarta akan segera "tercium" oleh sementara orang dari angkatan darat. Staf Siliwangi sangat mengkhawatirkan terhadap kemungkinan tersebut.

Hanya kepadamu isteriku tercinta, yang kupercayai dapat kukatakan (secara sangat rahasia), bahwa staf Siliwangi dengan keras menentang rencana menempatkan panglima Siliwangi Adjie sebagai panglima Kostrad di Jakarta dan menggantikannya dengan Umar (dewasa ini panglima Jakarta).

Staf Siliwangi tetap menahan Adjie sebagai panglima, karena Siliwangi adalah tumpuan saya yang terkuat. Saya telah mempertimbangkan dengan baik semua nasehatmu, isteriku

yang tercinta. Yang saya maksud adalah mengenai masalah Nasution, AURI dan ALRI dan sebagainya.

Saya sekarang sangat berterimakasih untuk nasehat-nasehatmu.

Mengenai Nasution, saya sekarang sampai kepada kesimpulan, bahwa dia dapat dipercaya.

Hanya dia tak mempunyai pengalaman politik. Tapi walau bagaimanapun sejak sekarang saya akan menaruh kepercayaan kepadanya.

Saya datang besok (Senin).

Sukarno.

Penulis: Teguh Setiawan, mantan jurnalis Republika.

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image