Ramadhan dan Jalan Makrifat Jihad Pangeran Diponegoro

Sejarah  

Dalam istilah tarekatnya, dari waktu ke waktu 'makamat' (tingkatan kesufian)-nya terus naik ke jenjang yang lebih tinggi. Ini sama dengan pengalaman rohani Syekh Yusuf al-Makassari yang dibuang ke Afrika Selatan itu. Semakin bertambahnya usia Syekh Yusuf pun terus mengalami peningkatan 'makamat' kesufiannya,'' ujarnya.

Menurut Azyumardi, para sejarawan kini sepakat Perang Diponegoro memang menjadi "landasan baru" atas terjadinya perubahan di Indonesia, khususnya Jawa. Perang ini jelas merupakan perlawanan kaum santri. Jadi, menjadi terlalu sederhana bila dalam "sejarah resmi" dinyatakan perang ini terjadi karena soal intrik pertikaian di kalangan Istana Yogyakarta, atau soal tanah Diponegoro yang dikuasai Belanda dan akan dijadikan jalan yang uang tol (pajak) bagi pelintasnya dilakukan orang-orang Cina.

Fakta lainnya, Perang Jawa yang diletuskan Diponegoro menjadi bukti yang kesekian kalinya bahwa soal agama selalu terkait dengan soal politik (kekuasaan). Dalam perang ini, ajaran Islam selain memang terkait dengan semangat pelaku utamanya, di pihak lain perang ini juga menjadi penanda awal "menggeliatnya" penyebaran ajaran Kristen di Jawa.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Ini, misalnya, setelah perang usai, mulai saat itulah muncul pendirian gereja di wilayah kerajaan Mataram itu. Fenomena tersebut menjadi bukti yang absah atas menduanya sikap kolonial Belanda dalam soal tindakan penyebaran agama yang dilakukan para misionaris.

Azyumardi menegaskan, memang secara resmi pemerintah kolonial Belanda tidak mendukung proses Kristenisasi. Namun, ini terbantahkan melalui penelitian Prof Chusnul Aqib Suminto. Dalam penelitian untuk kepentingan disertasinya, dia menunjukkan bahwa secara diam-diam Belanda memfasilitasi gereja dan lembaga-lembaganya untuk melakukan kegiatan misionaris.

''Nah, fakta ini silakan baca pada penelitian tersebut. Dalam laporan kantor untuk urusan-urusan pribumi, Belanda pada masa kolonial terbaca jelas seperti apa bantuan itu dan berapa banyak uang yang diberikan pemerintah kolonial untuk kegiatan misi agama itu. Hal yang sama juga terjadi pada orang semacam Diponegoro. Perlawanan yang dia lakukan jelas merupakan perang politik melawan penyebaran agama yang dibawa para kolonial Eropa,'' katanya.

Melihat kenyataan tersebut, maka sosok Diponegoro merupakan contoh yang baik bagi seseorang yang terus-menerus melakukan upaya perbaikan rohaninya. Selain itu, dia juga menjadi tokoh yang baik bagi orang yang tidak mau hidup terjajah.

''Diponegoro itu pahlawan Islam. Dan, yang menjadi tulang punggung spiritualnya sebagai pemimpin perang Jawa adalah ajaran tasawuf atau tarikat. Makanya, jangan heran bila pasukan Diponegoro, ya sosok orang seperti Kiai Mojo dan sebagian besar adalah para santri. Sosok dia harus menjadi teladan bagi kita untuk terus memelihara kemerdekaan kita sebagai Muslim dan sebagai warga bangsa,'' kata Azyumardi menandaskan.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image