Gatoloco, Darmogandul: Peyorasi Islam di Indonesia Sepanjang Zaman

Budaya  

Pada bagian lain dalam buku itu, Ricklefs lebih lanjut menyatakan bila Babad Kediri , yang ditulis pada 1873, itu menampilkan satu sejarah yang konon rahasia tentang kemenangan Islam di Jawa, kabarnya terjadi karena pengkhianatan Sultan Demak pertama yang memerangi ayahnya sendiri dengan para wali di sekitarnya. Di sinilah muncul Sabdo Palon, penasihat Raja Majapahit, yang mendesak Sultan mempertahankan keyakinan Budhanya. Ternyata Sabda Palon adalah dewa punakawan Semar. Pelindung 'adi dunia' bagi semua orang Jawa.

Dalam kajiannya itu Ricklefs juga menyatakan Suluk Gatholoco --benar-benar kasar dan gila-gilaan – ditulis tidak lebih lama dari tahun 1872. Karya ini menghina Islam dari berbagai segi, bahkan menafsirkan ulang kalimat syahadat sebagai metafora hubungan seksual.

Sedangkan buku ketiga, Serat Dermagandhul, menggabungkan revisionesme Babad Kedhiri dan Kegilaan cabul Gotholoco. Karya ini meramalkan bahwa setelah tiga tahun (yaitu pada 1970-an) orang Jawa akan mengabdikan diri mereka pada pembelajaran moderen dan menjadi orang Jawa sejati kembali, dan kemudian pindah agama ke Kristiani.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Jadi bila sampai hari ini masih ada sikap sinisme terhadap ajaran Islam, pahamilah itu bukan barang baru. Dan tak beda dengan zaman kolonial lalu di mana tujuan buku itu terbit karena ada maksud politik pun dimahfumi saja. Dahulu sinisme dan olok-olok bertujuan untuk melanggengkan kekuasaan kolonial karena derasnya perlawanan umat Islam, kini terasa juga ada aroma kuat yang seperti itu.

Jadi ora usuh gumunan lan kagetan (tidak usah heran dan kaget). Mereka yang akan beruntung adalah orang yang eling lan waspada!

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image