FIFA Netral? Kisah Persekusi FIFA dan Israel Kepada Sepakbola Palestina

Sejarah  

Empat tahun kemudian, pada tahun 1991, sepak bola dilanjutkan di stadion di Tepi Barat dan Gaza, dan Kejuaraan Lingkungan Rakyat diselenggarakan. Situasi ini berlangsung hingga Kesepakatan Oslo tahun 1993 dan melihat sekitar 350 klub aktif di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Pada November 1993, Asosiasi Sepak Bola Palestina (Arab) meminta FIFA untuk menerima tawaran keanggotaannya, sejalan dengan pengakuan Komite Olimpiade Palestina oleh Komite Olimpiade Internasional tahun itu.

Pada tahun 1994, dengan dimulainya era Otoritas Nasional Palestina (PA), Kementerian Pemuda dan Olahraga didirikan, dipimpin oleh Dr Azmi Shu'aibi. Kementerian bekerja sama dengan Komite Olimpiade untuk mendirikan asosiasi olahraga, termasuk Asosiasi Sepak Bola. Pada bulan September 1995 Asosiasi Sepak Bola Palestina akhirnya diberikan status anggota sementara oleh FIFA, sebuah keputusan yang diratifikasi di Zurich pada bulan Juli 1996.

Pada 8 Juni 1998, selama konferensi FIFA ke-51 di Paris, Palestina diterima sebagai anggota penuh FIFA. Almarhum pangeran Faisal bin Fahd Al Saud, mantan presiden Kesejahteraan Pemuda di Arab Saudi memainkan peran yang menentukan dalam masuknya Palestina ke dalam keluarga FIFA.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Dia telah berulang kali bertemu dengan Joao Havelange, presiden FIFA saat itu untuk mendesak dimasukkannya Palestina. Dia juga menawarkan dukungan finansial dan moralnya untuk sepak bola Palestina dan dukungan ini bertahan lebih lama darinya, yang kemudian direfleksikan oleh dukungan Saudi untuk Palestina di dalam FIFA, dan melalui pendanaan pembangunan Stadion Internasional Faisal Al-Husseini di pinggiran Al-Ram Yerusalem.

George Ghattas, wakil presiden Asosiasi Sepak Bola Palestina (Arab) saat itu, mengenang bahwa "gelombang emosi menguasai delegasi Palestina, di tengah gemuruh tepuk tangan dari delegasi asosiasi nasional dari seluruh dunia", saat pemungutan suara dipilih dengan suara bulat oleh perwakilan dari setiap negara, termasuk perwakilan Israel (yang awalnya menentang mosi tersebut tetapi mendapati dirinya kalah jumlah dan akhirnya memberikan suara dengan itu).

Palestina memenangkan medali perunggu di Pertandingan Arab ke-9 di Amman pada tahun 1999, dan selama dekade terakhir, Palestina telah berpartisipasi dalam putaran final Piala Asia AFC dalam beberapa kesempatan. Beberapa aktor internasional telah mencoba untuk mengatur pertandingan sepak bola antara tim Palestina dan Israel – sebuah upaya normalisasi olahraga – namun, pihak Palestina selalu menolak upaya tersebut.

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image