Dengan Eksis di Industri Musik Pop, Kami Ada dan Kaya

Budaya  

Belakangan bisnis industri rekaman di Indonesia yang dimulai tahun 1954 kemudian memasuki periode terburuk, bahkan rontok’. Penjuakan fisik album musik bisa dikatakan sudah tak ada. Banyak pihak, termasuk senimannya, sendiri mengklaim bahwa penyebab utamanya adalah maraknya pembajakan atau menyatakan biang keladinya berasl dari datangnya teknologi baru yang terkait dengan teknologi internet.

Tak dinyana, ketika album musik secara fisik tak ada kagi, ternyata pada hari ini berkat kemajuan teknologi, secara pasti industri musik pop bangkit kembali. Berbagai platform musik bermunculan yang itu bisa diunduh melalui handphone yang ada digenggaman tangan setiap orang. Alhasil, menjadi wajar bila sosok seperti Ahmad Dhani dan Once Mekel berdebat panas soal royalti hak cipta atas sebuah lagu.

Mengapa? Ini karena potensi nilai ekonomi besar sekali, yakni bisa mencapai miliaran rupiah. Paling tidak mampu membeli banyak mobil mewah sekelas Rubicon yang dipunyai orang kaya baru yang kini ditangkap dan mendekam dalam rumah tahanan KPK.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Jadi dengan memplesetkan petuah filsuf Yunani Rene Descrates musik pop kini sudah benar-benar eksis selain sebagai eksistensi diri juga salah satu sumber mengeruk harha. Ini karena denan musik pop, kami ada dan menjadi kaya!

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image