Oma Irama dan Pemilu Orde Baru: Asal Usul Frase Lagu 'Yang Kaya Makin Kaya Yang Miskin Makin Miskin

Musik  
Ridwan Saidi dan Rhoma Irama (mengenakan baret dan berkaos putih) berjalan bersama massa kampanye PPP di Serang, Banten, pada kampanye tahun 1977. Saat itu kampanye dihambat. Jalanan ditutup. Akhirnya Ridwan Saidi berjalan ke arena kampanye menyusuri jalur rel kereta api. (Foto: dokumen Ridwan Saidi).
Ridwan Saidi dan Rhoma Irama (mengenakan baret dan berkaos putih) berjalan bersama massa kampanye PPP di Serang, Banten, pada kampanye tahun 1977. Saat itu kampanye dihambat. Jalanan ditutup. Akhirnya Ridwan Saidi berjalan ke arena kampanye menyusuri jalur rel kereta api. (Foto: dokumen Ridwan Saidi).

SETIAP memasuki masa pemilu maka di panggung-panggung kampanye marak penampilan musik dangdut. Bahkan bisa dikatakan musik dangdut itu masuik wajib dalam kampanye. Bila tak ada dangdut di panggung kampanye hambar alias ajang ini akan hambar. Tak ada dangdut tak ada kampanye: "musik yang lain minggir dulu."

Bila teringat pada dangdut yang identik dengan Pemilu maka tak ayal lagi harus mengingat sang raja dangdut, Oma Irama atau Rhoma Irama. Dialah yang jelas-jelas mempelopori musik dangdut sebagai musik rakyat menjadi arena ajang politik. Oma Irama telah melakukannya, terutama pada Pemilu 1977 dan Pemilu 1982.

Saat itu popularitas 'rocker' asal Tasikmalaya mencapai masa puncak. Bahkan kala itu seandainya sistem Pemilunya langsung dan tak dikuasi rezim militer Orde Baru sehingga rakyat bebas meimilih dapat dipastikan kalau Oma Irama maju sebagai calon presiden dia akan terpilih.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image