Takdir Tuhan dan Jejak Sejarah Pada Foto Tua RH M Roesdi dari Kotagede

Sejarah  

Aceh – Bandung Dalam Ikatan Sejarah

Sesudah berabad berdaulat, Sultan Aceh terakhir, Tuanku Muhammad Daoed Sjah (1874-1904) menyatakan takluk kepada penjajah Belanda. Sebagaimana surat pernyataan takluk yang termuat dalam Bataviaasche Nieuwsblad 25 Maret 1903.

“Maka oleh sebab itoe telah saija datang di bandar Koeta Radja hendaq mengadap dan menjerahkan badan diri kebawah doeli seri padoeka toean besar.Maka oleh sebab itoe dengan soenggoeh sesoenggoehnja mengakoelah saija bahwa daerah tanah Atjeh serta taaloeq djadjahannja djadi soewatoe bahagian daripada Hindia Nederland maka taaloeqlah negeri Atjeh kepada keradjaan Blanda”

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Belanda sangat licik ketika terjadi perang Aceh 1873-1912. Pasukan marsose yang dipimpin K van der Maaten menyandera permaisuri Sultan yakni Pocut Murong dan putera mahkota Tuanku Ibrahim di Laam Meulo Pidie 25 Desember 1902.

Gubernur Jenderal Van Heutz mengancam kalau dalam waktu sebulan tidak menyerah maka permaisuri dan putera mahkota akan dibuang bahkan dibunuh. Akhirnya, Sultan Daud menyerah 10 Januari 1903 dan menulis surat menyerah 14 Januari 1903.

Penyanderaan permaisuri dan putera mahkota atas saran Snouck Hurgronye. Sebelumnya, Snouck juga yang menyarankan agar istri dan anak-anak Teuku Meuntroe Garòt, seorang panglima Teuku Umar, disandera. Sampai dia menyerah 18 Agustus 1896.

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image