Takdir Tuhan dan Jejak Sejarah Pada Foto Tua RH M Roesdi dari Kotagede

Sejarah  

Raden Haji Muhammad Roesdi yang waktu itu menjadi Hoofd Penghoeloe Atjeh diminta untuk menjemput putera mahkota untuk dibawa ke Batavia. RH M Roesdi bersama kedua istrinya dengan kapal “Both” menuju Aceh melalui rute Kalianda, Teluk Betong, Kroe, Bengkoeloe, Padang, Atjeh. Sultan Aceh sendiri Toeankoe Daoed Sjah sudah diasingkan di Batavia dan dikucilkan di kawasan Pintoe Besi.

Selama di Batavia komunikasi antara Sultan dan putera mahkota bisa berlangsung. Toeanku Ibrahim yang waktu itu masih berusia 10-12 tahun dan ditemani Teoekoe Mohammad Ali Pakeh Pidie sampai di Batavia bersama RH M Roesdi 22 Maret 1903.

Putera mahkota akhirnya ke Bandung dan bersekolah di sana. Sampai akhirnya Belanda membuat keputusan 15 Maret 1908 yang–karena alasan tata tertib umum–melarang putera mahkota Aceh tinggal dan sekolah di Bandung.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Dalam catatan buku MOSVIA 1879-1929 uit gegeven ter herdenking van het 50 jarig bestaan der Middelbare Opleiding School voor Inlandsche Ambtenaar te Bandoeng di th 1929 sudah meluluskan 883 murid. Toeankoe Ibrahim dan Teoekoe Mohammad Ali Pakeh terdapat di urutan 377 dan 378.

Walaupun sudah dilarang tinggal di Bandung, tetapi dari sejak larangan diberlakukan, Toeankoe Ibrahim masih tinggal di Bandung dua tahun sesudahnya. Sehingga total tinggal di Bandung selama 7 tahun dan selama itu dekat dengan keluarga RH M Roesdi.

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image