Tak Hanya Orang Yahudi, Orang Indonesia Juga Ada di Kamp Konsentrasi Nazi
SejarahPada Juni 1941, Parlindoengan Loebis ditangkap oleh tentara pendudukan Nazi Jerman tanpa tuduhan. Ia disekap di dalam kamp konsentrasi di Schoorl dan Amersfoort, Belanda sebelum dipindah ke Jerman, yaitu di Buchenwald dan Sachsenhausen.
Di dalam buku “Orang Indonesia di Kamp Konsentrasi Nazi”, Parlindoengan Loebis berkisah tentang penderitaan yang tak terbayangkan oleh nalar sehat manusia sebagai berikut:
“Sebagai seorang tawanan dalam kamp konsentrasi, untuk bertahan hidup kita harus menjadi manusia yang primitif kembali dan berusaha hanya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang paling primitif, yaitu makan secukup mungkin, tidak menjadi sakit dan mengeluarkan tenaga sedikit mungkin.
Masa lampau sekali-kali jangan dikenang. Masa yang akan datang jangan diharapkan. Hiduplah untuk hari ini saja. 'Live just for now!' Itulah semboyan yang harus kupegang untuk survive!”
Mengharukan adalah kata pengantar keluarga yang ditulis oleh putri kandung Dr. Parlindoengan Loebis, Cary Sutan Loebis sebagai berikut:
“Para pendahulu kita, orang tua kita, Pejuang Kemerdekaan serta para pahlawan sudah berkorban untuk kemerdekaan Indonesia, bukan untuk kemerdekaan daerah-daerah dari mereka berasal, baik itu perjuangan secara fisik, politik maupun kebudayaan!"