Budaya Jalan Pintas di Stasiun MRT
Oleh: Wina Armada, Pakar Hukum Pers dan Jurnalis Senior.
Sudah beberapa tahun terakhir ini, jika tujuan ke Jalan Sudirman, Thamrin dan sekitarnya, hamba ini memilih naik MRT. Bukanya lantaran tak ada mobil, tapi karena naik MRT lebih terukur, lebih cepat dan dalam banyak hal lebih efisien.
Biasanya jika dari rumah, hamba naik dari stasion awal Lebak Bukus. Dari rumah hamba ke stasiun Lebak Bulus diantar naik mobil, karena dekat. Dari stasion Lebak Bulus turun di stasion terdekat dari tujuan. Biasanya pula dari stasion, hamba sengaja berjalan kaki. Bukannya gak punya duit, tapi cari sehat. Bangsa Indonesia terkenal sebagai bangsa yang paling malas jalan kaki.
Andai tujuan agak jauh, barulah hamba baik taxi, baik yang on line maupun taxi yang langsung dapat dicegat di tempat.
Seringnya hamba memanfaatkan MRT membuat hampa ini “hafal” beberapa “pola” perilaku pengguna MRT, baik yang positif maupun yang negatif.
Salah satu “pola” perilaku yang menarik ialah pemakaian lift di stasion kereta MRT. Jelas di atas setiap lift tertulis, lift diutamakan untuk lansia, ibu hamil, disabilitas atau kebutuhan khusus. Tapi nampaknya orang tak peduli. Tanpa rasa malu orang-orang yang tidak memenuhi kreteria tersebut, malah berebut naik lift.