Virus Amnesia di Sekitar Tahta Kekuasaan: Lupa Janji Usai Kampanye dan Pemilu
Oleh: Jaya Suprana, Budayawan dan Pegiat Gerakan Kekuasaan.
MENJELANG batas garis-mati masa pendaftaran para calon calon kepala daerah sebelum bertarung sebagai calon kepala daerah memperebutkan suara rakyat, terjadi fenomena yang menarik untuk disimak.
Yang diperebutkan adalah suara rakyat namun menjelang garis-akhir masa pendaftaran para cacakada (calon calon kepala daerah) terkesan malah rakyat sama sekali tidak dipedulikan.
Fenomena itu sebenarnya secara politis wajar sebab logis. Ini akibat untuk menjadi cakada dibutuhkan suara bukan rakyat namun suara partai politik. Maka maka para cacakada sebelum bisa menjadi cakada harus sengit memperebutkan bukan suara rakyat tetapi suara parpol.
Jadi sebelum Pilkada ternyata ada Pilcakada dan di Pilcakada memang yang berperan sebagai penentu adalah bukan rakyat tetapi parpol. Memang sebenarnya tersedia jalur alternatif bisa ditempuh cacakada yaitu apa yang disebut sebagai jalur independen.
Maka mereka yang menempuh jalur independen dianggap sebagai para pemberani sebab berani menempuh jalur bukan parpol.